TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Bila saja Pemkab Kuansing benar-benar ingin menjadikan objek wisata Batang Koban di Hulu Kuantan, sebagai destinasi wisata yang bersih dan rapih, sudah saatnya Pemkab Kuansing mempekerjakan tenaga honor yang memadai untuk kebersihan dan perawatan.
Jika pengangkatan tenaga honor ini diabaikan, maka kondisi objek wisata Batang Koban yang sangat megah usai dibangun setahun lalu, nasibnya akan sama dengan kondisi air terjun Guruh Gemurai di Kuantan Mudik, seluruh fasilitas rusak tak terurus.
Saat KuansingKita bersama rombongan PWI Kuansing berkunjung ke objek wisata alam Air Terjun Batang Koban, Sabtu (19/12/2020), tampak bangunan dermaga sangat megah dan mengagumkan. Dermaga kiri dan dermaga kanan dihubungkan oleh bangunan yang ditutupi atap.
Bangunan yang ditutupi atap ini sering dijadikan tempat istirahat wisatawan yang baru tiba di Batang Koban atau sehabis mendaki tingkatan air terjun. Selain itu di kawasan Batang Koban juga banyak ditemukan gazebo tempat istirahat dan fasilitas lainnya termasuk toilet.
Untuk mendaki dari dermaga ke lokasi air terjun ada tangga yang dibangun rapi, bahkan hampir di setiap tanjakan di tengah hutan alam yang asri dibangun tangga. Sehingga wisatawan sangat nyaman berjalan atau mendaki untuk menjangkau tingkat ke 7 air terjun Batang Koban.
Namun dari pantauan KuansingKita banyak sekali kondisi bangunan Batang Koban ini kurang terurus. Sampah dedaunan berserakan hampir di setiap tangga. Padahal sampah dedaunan ini sangat bisa membuat bangunan cepat lapuk.
Begitu juga gazebo, khususnya gazebo di tingkat 2 ke atas, tampak sekali tidak terurus. Sepertinya bangunan gazebo ini tidak pernah dibersihkan. Lumpur tanah dan sampah daun menutupi lantai gazebo. Padahal gazebo ini dibangun untuk tempat istirahat wisatawan.
Fasilitas toilet juga dibangun di setiap tingkat air terjun. Hanya saja toilet tidak dilengkapi persediaan air. Padahal untuk memenuhi ketersediaan air tidaklah susah, tinggal membangun instalasi air dari air terjun ke dalam toilet, tapi entah alasan apa tidak dilakukan.
Sebenarnya, pembangunan untuk peningkatan objek wisata Batang Koban ini telah menelan anggaran relatif besar. Sejak pemerintahan Asrul Jaafar, telah dialokasikan anggaran untuk peningkatan objek wisata Batang Koban.
Hanya saja, bangunan jerambah yang dibangun di masa Asrul Jaafar itu tidak dirawat sehingga kini tak bisa dimanfaatkan lagi. Informasi yang dirangkum dari warga Hulu Kuantan, bangunan jerambah ini rusak lantaran diterjang banjir.
Kepala Dinas Pariwisata, Indra Suwandi yang diminta konfirmasinya melalui Kabid Pariwisata, Nasjuneri mengatakan Dinas Pariwisata sudah mempekerjakan tiga tenaga honor untuk kebersihan dan perawatan objek wisata Batang Koban.
Namun timpal Nasjuneri, tiga tenaga honor tidak mampu bekerja maksimal lantaran luasnya lokasi objek wisata Batang Koban. Nasjuneri menyebutkan efisiennya harus satu tenaga honor untuk setiap tingkat air terjun.
Penambahan tenaga honor ini menurut Nasjuneri sudah pernah diusulkan tapi lantaran kondisi keuangan daerah yang sangat terbatas dan tersedot untuk penanggulanan Covid 19, usulan penambahan tenaga honor ditangguhkan.
“ Tapi kami tetap usulkan penambahan tenaga honor agar Batang Koban menjadi destinasi wisata yang bersih dan rapih,” tandas nasjuneri
Selain itu, Nasjuneri menyebutkan tidak semua asset Batang Koban merupakan asset daerah Kuansing. Ada sebagian merupakan asset Pemrov Riau. Aset ini sampai kini belum diserahkan ke Pemkab Kuansing.
Kondisi ini kata Nasjuneri sangat menghambat upaya Pemkab Kuansing untuk melakukan perbaikan bangunan yang rusak dan upaya lainnya. Ia berharap Pemrov Riau segera menyerahkan asetnya di Batang Koban kepada Pemkab Kuansing.
“ Kalau Pemerov Riau sudah menyerahkan asetnya ke Kuansing, kita bisa leluasa melakukan perbaikan. Jika belum, nanti bisa jadi temuan kalau dikerjakan lantaran bukan asset kita,” tutup Nasjuneri (smh)