TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Ketua DPD Partai Nasdem Kuansing, Muslim S.Sos,MSi yang juga tokoh masyarakat Sentajo sangat memuji sikap sekelompok pemuda Sentajo dari suku Caniago.
Pasalnya sikap mereka meninggalkan H.Sukarmis beralih mendukung Indra Putra alias Kota dalam kontestasi Pilkada karena berpijak pada petuah adat “setompok sejongkal”.
Kepada KuansingKita Jumat (26/6/2020), Muslim mengatakan Indra Putra alias Kota berasal dari rumpun suku Caniago, sehingga wajar mereka memberikan dukungan kepada Indra Putra. Karena begitulah petuah adat.
Sementara Andi Putra berasal dari rumpun Piliang Tanjung. Menurut Muslim dirinya juga berpijak pada petuah adat “setompok sejongkal”. Ia memberikan dukungan kepada Andi Putra karena sama-sama dari rumpun Piliang Tanjung.
“ Tidak ada salahnya kelompok Caniago mendukung Indra Putra (Kota,red). Memang begitu petuah adat dalam memilih dan menimbang,” kata Muslim
Namun demikian Muslim menimpali, jika Indra Putra alias Kota tidak jadi maju dalam Pilkada, kelompok Caniago harus konsisten dengan petuah adat yang dijadikan alasan untuk meninggalkan H.Sukarmis. Mereka harus kembali kepada H.Sukarmis
“ Kalau Indra Putra tidak jadi maju, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak kembali mendukung H.Sukarmis. Sebab H.Sukarmis juga dari rumpun Caniago,” terang Muslim
Menurut Muslim sikap kelompok pemuda Senatjo dari Caniago yang beralih mendukung Indra Putra sangat memiliki nilai moral yang tinggi secara adat. Sebab pilihan mereka berpijak pada petuah adat “setompok sejongkal”.
Namun nilai moral yang tinggi secara adat ini akan rusak di mata masyarakat kalau seandainya Indra Putra gagal maju lalu mereka beralih mendukung calon lain. Ini sangat salah dalam memilih dan menimbang berdasarkan petuah adat.
“ Kita masyarakat adat. Memilih dan menimbang harus berpijak pada petuah adat “setompok sejongkal”. Begitulah adat mengajarkan kita. Kalau Kota gagal maju mereka harus kembali ke H.Sukarmis,” kata Muslim
Sementara itu, kepada H.Sukarmis, pria asal Pulau Komang Sentajo ini mengingatkan agar senantiasa berlapang dada untuk menerima anak kemenakan yang kembali karena mereka tidak salah. Mereka hanya menjalankan petuah adat “setompok sejongkal”.
“ Mereka tidak salah karena memang begitu petuah adat. H.Sukarmis harus berlapang dada menerima mereka. Kalau ada yang kusut sebelumnya itulah yang harus diselesaikan. Karena perselisihan anak kemenakan dalam adat hanya kusut-kusut bulu ayam,” pesan Muslim (smh)