Sejak Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika ke 45, Rasis, Islamophobia, Xenophobia dirasakan semakin kental di Amerika
Rasis yaitu faham yang membeda-bedakan suku bangsa, warna kulit dan menganggap suku bangsanya sendiri lebih superior dari suku bangsa lain kini menjadi ancaman bagi Imigran Amerika.
Begitu juga Islamophobia. Kecemesan yang berlebihan terhadap Islam kini juga telah ditularkan oleh kelompok pendukung Trump. Bahkan Xenophobia yaitu kecurigaan terhadap orang asing kini mewarnai kehidupan sosial di Amerika.
Dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (27/1/2017) Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif. Isinya antara lain memblokir kedatangan warga dari 7 negara mayoritas Muslim ke Amerika. Negara itu masing-masing Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman.
Perintah eksekutif Trump ini telah menimbulkan keributan di bandara-bandara di AS dan di sejumlah negara lainnya. Imigran maupun pengungsi yang sudah mendapat visa, gagal masuk AS. Banyak juga yang gagal berangkat dari bandara keberangkatan.
Namun Trump tak peduli. Trump benar-benar ingin membuktikan semua ucapannya saat kampanye dulu termasuk membangun tembok pembatas diperbatasan wilayah Meksiko.
Soal tembok Meksiko, Trump justeru membebani Meksiko dengan biaya pembangunan tembok yang direncanakan. Tentu saja, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menolak.
Bahkan Nieto mengancam membatalkan pertemuannya dengan Trump. Diancam begitu, Trump bukannnya melemah. Taipan Real Estate Amerika ini justeru mengamini pembatalan itu.
“Presiden Meksiko dan saya telah sepakat membatalkan pertemuan yang direncanakan pekan depan,” kata Trump sebagaimana dikutip AFP, Jumat (27/1).
Begitulah Trump dengan ketegasannya. Ia berani mengeluarkan kebijakan sekalipun kontroversil karena begitulah janji kampanyenya. Bagi Trump janji kampanye adalah sakral dan harus ditepati. Karena begitulah sejatinya menjadi seorang pemimpin, menepati janji kampanye. (kkc)_