TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Aktivitas illegal minning atau penambangan tanpa izin (PETI) di kawasan Desa Gunung Kesiangan, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi kini marak lagi.
Padahal beberapa hari lalu, aktivitas yang sangat merusak lingkungan ini sudah dilakukan penertiban oleh aparat kepolisian. Nyatanya selang beberapa hari saja, aktivitas PETI di kawasan itu marak lagi seprti semula.
Kondisi ini tentu mengundang pertanyaan, apakah para penambang yang tidak takut dengan hukum atau memang ada kongkalingkong di balik ini. Soalnya dalam operasi penertiban beberapa hari lalu, sejumlah rakit penambang ikut dibakar.
Anggota DPRD Kuansing, Gusmir Indra kepada KuansingKita mengatakan dirinya mendapatkan informasi PETI marak lagi di Gunung Kesiangan. Ia mengaku sangat prihatin. Pasalnya PETI di Gunung Kesiangan itu telah merusak areal persawahan petani.
Video aktivitas PETI di Gunung Kesiangansetelah Kades mengeluarkan pernyataan PETI sudah diusir.(video kiriman Gumsir Indra)
Karena itu katanya, ketika pertama kali mendapatkan informasi dari masyarakat, informasi itu langsung disebarkannya kepada pejabat terkait. Tujuannya agar aktivitas PETI di Gunung Kesiangan segera dihentikan dan pelakunya segera ditindak.
“ Chat yang saya terima dari masyarakat itu saya kirimkan ke Satpol PP termasuk ke Camat Benai agar mereka bisa bersikap. Syukur polisi langsung bertindak,” kata Gusmir Indra
Kini sesal anggota DPRD Kuansing dari Partai Gerindra itu, aktivitas penambangan emas illegal marak kembali di Gunung Kesiangan, padahal baru saja dirazia. ” Baru dirazia marak lagi. Inilah yang disesalkan,” kata pria yang akrab disapa Indrako ini
Karena itu pula Ia berjanji akan menelusuri kenapa pelaku PETI di Gunung Kesiangan itu begitu berani, seakan tidak takut dengan hukum. Padahal mereka bukan saja melakukan aktivitas ilegal tapi aktivitas mereka itu sudah merusak areal persawahan petani.
” Kenapa mereka begitu berani, apakah ada pihak yang membeking mereka, Inilah yang akan kita telusuri,” tegas Gusmir Indra
Kendati begitu, Owner Toserba Indrako ini mengaku juga berpuas diri. Pasalnya tokoh pemuda dan mahasiswa di Kecamatan Benai sangat menolak aktivitas PETI di negeri mereka. “ Saya sering komunikasi dengan pemuda dan adik2 mahasiswa dari Benai, mereka sangat menolak,” pungkas Gusmir Indra (smh)