Maswir Warga Desa Sikakak Diserang Buaya di Sungai Kuantan Saat Mengambil Wudhu untuk Sholat Subuh

TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Seorang warga Dusun III, Desa Sikakak, Kecamatan Cerenti, Kuansing, Maswir (62 tahun) diserang seekor buaya di Sungai Kuantan tepatnya di tepian Dusun III, Desa Sikakak.
Peristiwa yang terjadi Selasa (25/6/2019) subuh sekitar pukul 05.00 wib itu bermula ketika Maswir pergi ke Sungai Kuantan saat subuh masih gelap untuk mandi sekalian ambil wudhu sholat subuh.
Baru saja pria baya itu berdiri di atas tepian untuk menggosok gigi, tiba-tiba terdengar suara menggelepar keras dari dalam air. Secepat kilat binatang yang kemudian diketahui seekor buaya itu menerkam kakinya.
Diterkam buaya, Maswir menjerit karena terkejut bercampur takut. Suara teriakan Maswir minta tolong, mengejutkan warga yang sebagian sudah bangun untuk sholat subuh. Warga pun berhamburan datang ke tepian.
Pj Kepala Desa Sikakak, Aldamarlena kepada KuansingKita mengatakan akibat diserang buaya, korban mengalami luka di bagian kaki. Begitu warga datang korban dilarikan ke Pustu Sikakak.  Tapi karena lukanya dalam korban dirujuk ke Puskesmas Cerenti.
Marlena membeberkan buaya di Sungai Kuantan di kawasan Cerenti sudah sering terlihat sejak beberapa tahun ini. Bahkan tahun 2018 lalu, seorang warga Sikakak juga pernah diterkam buaya.  Sedangkan kawasannya tidak pernah bergeser jauh.
Menurut Mardalena, di kawasan Siangi, Desa Sikakak ada hamparan pasir di tepi Sungai Kuantan. Disana katanya buaya sering berjemur. Bahkan beberapa tahun lalu, buaya pernah jadi tontonan warga. Warga memberi umpan ayam yang diikat lalu buaya datang.

Hampir setiap sore kata Mardalena, warga berkumpul disana untuk melihat buaya menerkam umpan yang disediakan warga. Setelah menerkam warga tahun 2018 lalu, buaya itu menghilang, baru tahun 2019 ini muncul lagi.
“ Buaya di kawasan Cerenti mulai muncul lagi setelah banjir tahun 2018 lalu,” kata Mardalena.
Seorang warga Pangean, Juprison B kepada KuansingKita mengungkapkan di Sungai Kuantan di kawasan Pangean juga sering terlihat buaya. Bahkan buaya di Pangean sering naik ke darat menerkam kambing yang bermain di tepai Sungai Kuantan.
Juprison menyebutkan, dulu ada seorang warga Pangean yang berani. Begitu mendengar buaya muncul di permukaan sungai di dekat tebing atau naik ke darat mencari mangsa, dia langsung mengejar dengan tombak. Pria bernama Jaran ini tanpa takut menangkap buaya.
Sebenarnya buaya termasuk binatang yang dilindungi atau tidak boleh dibunuh. Berdasar PP Nomor 7 Tahun 1999, ada tujuh jenis buaya dan empat di antaranya dilindungi, salah satunya crocodylus porosus atau buaya air tawar seperti yang ditemukan di Cerenti dan Pangean.
Lantas bagaimana kalau buaya itu telah memangsa manusia. Dalam pasal 26 PP nomor 7 Tahun 1999 disebutkan satwa yang dilindungi karena suatu sebab keluar dari habitatnya dan membahayakan kehidupan manusia, harus digiring atau ditangkap dalam keadaan hidup.
Satwa yang ditangkap itu dikembalikan ke habitatnya. Apabila tidak memungkinkan untuk dilepaskan kembali kehabitatnya, satwa yang ditangkap itu dikirim ke Lembaga Konservasi untuk dipelihara. Artinya satwa yang dilindungi termasuk buaya air tawar tidak boleh dibunuh.(kkc)
Foto Ilustrasi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...