Warga Desa Peboun dan Desa Saik Perlu Tahu Jembatan Bukit Kauman Dibangun Tahun Ini

TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Dalam waktu dekat, warga Kecamatan Kuantan Mudik yang bermukim di Desa Peboun Hulu, Peboun Hilir dan Desa Saik sudah bisa melewati Desa Bukit Kauman untuk menuju kota Kecamatan Lubukjambi.
Pemerintah dalam tahun anggaran 2019 ini akan membangun jembatan melintasi Sungai Kuantan yang menghubungkan Desa Bukit Kauman dengan kawasan di seberangnya. Jembatan asimetris ini akan dibangun dengan rentang 120 meter.
Kepala Dinas PUPR, Ade Fahrer didampingi Kabid Bina Marga, Jafrison kepada KuansingKita membeberkan jembatan Bukit Kauman ini dibangun dengan dana APBN. Ini merupakan program JUDesa atau Jembatan Untuk Desa.
Kini proses pembangunan jembatan sudah dalam tahap lelang di Kementrian PUPR Jakarta. Ade mengatakan jembatan Bukit Kauman merupakan hasil kerja keras Dinas PUPR dan Bupati H.Mursini meloby pemerintah pusat.

Lebih jauh dikatakan Ade, mulanya Pemkab Kuansing mengusulkan lima titik jembatan yang tersebar di sejumlah kecamatan. Namun setelah disurvey Kementrian PUPR, hanya dua titik yang rentangnya dibawah 120 meter. Ini merupakan  persyaratan utama bagi program JUDesa.
Lima titik yang diusulkan itu masing-masing Bukit Kauman, Kecamatan Kuantan Mudik, Siberobah, Kecamatan Gunung Toar, Simandolak, Kecamatan Benai, Pulau Busuk, Kecamatan Inuman dan Pulau Jambu, Kecamatan Cerenti.
Dari hasil survey, tiga titik seperti Simandolak, Pulau Busuk dan Pulau Jambu rentangnya di atas 120 meter, sehingga tidak bisa dilayani dengan program JUDesa. Karena itu, hanya Bukit Kauman dengan rentang 120 meter dan Siberobah 90 meter, dibuatkan DED (Detail Enginering Design).
Dari dua titik yang telah dibuatkan DED, tenyata hanya Bukit Kauman yang direalisasikan tahun anggaran 2019 ini. Diharapkan kata Ade Fahrer pembangunan jembatan pada titik Siberobah bisa direlasasikan tahun depan.

Dijelaskan Ade Fahrer, persyaratan rentang jembatan dibawah 120 meter dalam program JUDesa bukan karena alasan dana tapi merupakan pertimbangan teknis. Pasalnya jembatan asimteris ini dibangun tanpa tiang penyanggah.
“ Jembatan ini dibangun tanpa tiang penyanggah. Kalau rentang jembatan diatas 120 meter sangat rawan ambruk karena itu tiga titik yang rentangnya di atas 120 meter tidak bisa dilayani KemenPUPR,” jelas Ade Fahrer
Jembatan JUDesa menurut Ade dibangun untuk mengatasi masalah aksesibilitas masyarakat desa lewat  penyediaan infrastruktur jembatan sederhana. Banyak keunggulan jembatan ini seprti lebih sedikit material dan pembangunan cepat selesai.
“ Pembangunan jembatan ini bisa cepat selesai karena perakitan dapat dilakukan dari satu sisi saja. Tahun ini masyarakat sudah bisa memanfaatkan jembatan Bukit Kauman,” ujar Ade Fahrer. (kkc)
Foto Ilustrasi
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...