Ungkapan rasa sayang orang tua dengan memaksa anak untuk makan ternyata dapat membawa dampak negatif. Menurut ahli gizi, hal tersebut dapat membuat anak alami gangguan makan.
Seorang ahli gizi Leona Victoria menjelaskan, paksaan makan pada anak akan menimbulkan ketakutan berlebih pada makanan.
“Makan itu harus dinikmati, supaya anak punya hubungan yang baik dengan makanan,” ujar Leona dikutip CNN Indonesia.
Leona menjelaskan, karena didorong oleh orang tua, anak yang belum bisa memilih makanan yang disukainya akan merasa terpaksa makan.
Hal tersebut menciptakan hubungan yang tidak sehat antara anak dengan makanan, seperti trauma, yang berujung pada gangguan perilaku makan.
Gangguan makan merupakan suatu penyakit yang melibatkan emosional, psikis dan fisik penderita. Kondisi ini ditandai dengan pola makan yang menyimpang.
Berdasarkan jenis, gangguan makan dibedakan menjadi anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan tak terdefinisi.
Leona menjelaskan ada dua dampak jangka panjang yang mungkin terjadi ketika orang tua terbiasa memaksa anak makan.
Hal pertama, yang mungkin terjadi adalah ketakutan terhadap makanan sehingga mereka cenderung membatasi jumlah asupan.
Kondisi lainnya adalah anak cenderung banyak makan karena dorongan emosi. Pada akhirnya anak akan mengalami obesitas.
Leona menjelaskan anak dengan gangguan makan harus segera mendapatkan perawatan medis. Bantuan psikolog juga diperlukan agar penderita tidak memusuhi makanan.
Selain itu, juga dibutuhkan kesadaran dari penderita untuk sembuh dan kembali ke pola makan yang benar.
Sebagai upaya pencegahan, Leona menyarankan para orang tua untuk menggunakan metode finger food sejak anak masih balita.
Finger food merupakan makanan yang mudah dimakan oleh bayi, baik digigit, dihaluskan saat dikunyah, atau dipegang tangannya sendiri.
Leona menjelaskan metode itu membiarkan anak untuk mengeksplorasi makanan dengan tangannya sendiri sehingga ia dapat belajar mengenal berbagai jenis dan warna.
Dia menambahkan melalui metode tersebut diharapkan anak tidak akan merasa takut dan dapat menciptakan hubungan yang baik dengan makanan. (Dikutip dari CNN Indonesia)