TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Praktek prostitusi dengan berbagai kedok di Kuansing mulai tercium aktivis HMI Cabang Kuantan Singingi.
Mereka mendesak Pemkab Kuansing untuk membersihkan negeri Jalur ini dari aroma maksiat prostitusi.
Desakan aktivis mahasiswa yang kental dengan nuansa islami ini disampaikan dalam aksi unjuk rasa Senin (12/5/2019) siang.
Sekitar 20 orang aktivis HMI Cabang Kuantan Singingi berhimpun di gerbang masuk Kantor Bupati Kuansing.
Bergantian mereka berorasi sambil menyesalkan sikap Pemkab Kuansing yang membiarkan negeri Kuansing dikotori kemaksiatan prostitusi.
Asisten III Agus Mandar akhirnya menerima mahasiswa aktivis HMI Kuansing untuk berdialog membahas langkah yang tepat dalam mencarikan jalan keluar.
Usai dialog, Korlap Aksi Unjuk Rasa HMI Kuansing, Boy Nopri Yarko Alkaren kepada KuansingKita mengatakan tahun 2017 lalu mereka juga sudah menyampaikan tuntutan yang sama, namun tidak ada tindaklanjutnya.
Kini kata tokoh muda ini, jika Pemkab Kuansing tidak menindaklanjuti tuntutan mereka untuk membersihkan negeri Kuansing dari kemaksiatan prositusi, mereka akan turun lagi dalam jumlah massa yang lebih besar.
Korlap Boy Nopri membeberkan bahwa di Kuansing kini marak praktek prostitusi berkedok panti pijat. “Sedikitnya empat tempat yang kami pantau,” katanya
Belum lagi tambahnya sejumlah hotel disinyalir telah dimanfaatkan PSK sebagai tempat transaksi esek-esek. Namum demikian dia tidak menyebut secara lantang hotel mana saja yang telah dimanfaatkan PSK.
“Kita lihat saja, kalau tuntutan HMI tidak ditindaklanjuti, kami akan turun lagi dalam jumlah massa aksi yang lebih besar,” kata Boy.
Sepanjang aksi berlangsung, Bupati H.Mursini tidak berada di Kantor Bupati. Bahkan sampai aktivis HMI pulang, Bupati Mursini tidak terlihat di Kantor Bupati.
“Bapak tadi di Medjid Agung ada acara,” kata seorang staf di Kantor Bupati Kuansing. (kkc)
Foto KuansingKita