TELUKKUANTAN (KuansingKita.com) – Komunitas seni Kuansing yang tergabung dalam “Sanggar Ngocal” tengah menggagas lagi pementasan teater tradisional. Untuk itu, para seniman Sanggar Ngocal akan menggelar pertemuan di Café Jus Teja Sukmana di kawasan Simpang Tiga Telukkuantan.
Kepada KuansingKita.com pendiri “Sanggar Ngocal”, Teja Sukmana mengungkapkan seniman teater memang tidak boleh vacum terlalu lama. Mereka kata Teja, harus diberikan tantangan baru untuk merangsang kreativitas seni yang bergejolak dalam diri mereka.
“ Sanggar Ngocal kini tengah menggagas pementasan teater tradisional untuk merangsang kreativitas seni para seniman teater “Sanggar Ngocal”,” kata Teja kepada KuansingKita.com
Teja Sukmana lebih cenderung memilih pementasan teater tradisional karena di sini para seniman bebas berekspresi. Dialog yang lepas dengan improvisasi yang tak terbatas merupakan ciri khas teater tradisional. Namun demikian, teater ini tetap juga mengacu pada kaidah-kaidah teater kontemporer
Menurut Teja, teater rakyat Kuansing seperti “Randai” sangat tepat untuk dijadikan pilihan. Selain seni Randai sangat digandrungi masyarakat Kuansing, pemain teater tradisional “ Randai” lebih lepas dalam berimprovisasi. Inilah yang sangat disenangi para seniman “Sanggar Ngocal”.
“ Seniman teater “Sanggar Ngocal” senang dengan dialog yang penuh improvisasi dengan warna komedian,” kata Teja
Teja sangat yakin, seiring bergulir waktu, penampilan teater “Sanggar Ngocal” akan terus mengalami peningkatan secara kualitas karena sanggar ini didukung oleh sejumlah sarjana bidang teater seperti Ilham dan Delpis. Dua sosok ini kata Teja sangat memberikan pengaruh terhadap perkembangan seniman “ Sanggar Ngocal”.
Kini kata Teja, “Sanggar Ngocal” tengah menunggu sponsor yang akan mendukung dana pementasan. “ Kini kami tengah mencari sponsor,” pungkas Teja (kkc)