Pastakom (Pasar Tari Kontemporer) yang digelar di Anjungan Idrus Tintin, Pekanbaru pada 11 November 2016 lalu berlangsung sangat meriah. Dari kemeriahan itu, ada hal yang membuat masyarakat Kuansing patut berbangga dan berbesar hati.
Dalam ajang seni tari yang diikuti sejumlah daerah di Indonesia itu, peserta dari DKI Jakarta membawakan tarian yang mengupas akar budaya pacu jalur. Tari itu berjudul Ritus Tergerus Rakus.
Setelah diusut-usut, ternyata komposer dan koreografer yang bekerja dibalik tim DKI Jakarta itu adalah putra Kuansing Epi Martison. Epi membeberkan permasalahan hutan dan budaya pacu jalur Kuansing dalam ekspresi seni tari.
Epi Martison atau lebih akrab disapa Bang Epi, lahir di Baserah 31 Maret 1963. Ia menyelesaikan sekolah dasar hingga SLTA di Telukkuantan, kemudian melanjutkan pendidikan di ASKI/ISI Padangpanjang.
Tak berhenti sampai di situ, Epi Martison melanjutkan pendidikan lagi di Institut Kesenian Jakarta. Kini pria yang lahir dari ibu asal Kotorajo, Baserah, ayah dari Desa Koto Taluk, ini tengah menyelesaikan program doktoral.
Sepanjang karir seninya, Epi Martison telah melanglang buana ke berbagai daerah di Indonesia dan juga mancanegara. Ia telah beberapa kali dipercaya sebagai art director di New Jakarta Assembly, music director di Gumarang Sakti dan Music director di Wakubhim Choir Papua.
Di dunia internasional, Epi Martison juga pernah meraih beberapa medali emas di World Choir Olympic seperti di Winna Austria, Denmark, Jerman, dan Belanda. Tidak itu saja, prestasi dunia lainnya yang pernah diraih Epi Martison adalah Basic Award di 11 negara bagian di Amerika.
Bahkan Epi Martison juga pernah diundang hadir di Labaulle Internationales Deladances Paris, Jacob Fillo Dances Teater USA, Jois Theater New York, Tour de Canada, Tour de South Africa, London Music Sufi Festival, Colombia Dance Theater, Opera House Sidney Australia, Hongkong University of Art dan banyak lagi.
Di dalam negeri Epi Martison,dipercaya sebagai penata tari, sutradara dan penata musik untuk tari masal pada pembukaan MTQ tingkat nasonal di Riau, Kalimantan Timur, Kepri. Bahkan Epi juga pernah dipercaya sebagai penata music pada Erau Festifal di Tenggarong, Kutai Kertanegara.
Sampai kini Epi Martison sering memberikan dukungan moral kepada para pegiat seni Kuansing agar selalu melestarikan seni budaya Kuansing. Bahkan pria yang sangat senang dengan gulai “cangkuak semauang” ini setiap tahun tetap datang ke Kuansing menyaksikan pacu jalur.
“ Saya tidak bisa melupakan pacu jalur karena gaung pesta Sungai Kuantan itu mengalir dalam nadi saya,” kata Epi kepada KuansingKita.com (said mustafa husin)