“ Jancuk” Ucapan Sutoyo yang Jadi Komoditas Politik

“ Sejak beberapa hari ini, media sosial terutama grup whatsapp dipenuhi berita-berita terkait ucapan “Jancuk” yang disampaikan calon wakil bupati nomor urut 2, Sutoyo dalam sebuah pertemuan. Apa itu “ Jancuk” ? “
Negeri kita Indonesia memiliki 300 kelompok etnik atau 1340 suku yang menyebar diberbagai pulau di wilayah nusantara. Tentu saja dari banyaknya suku di Indonesia akan banyak pula keragaman budaya serta keragaman bahasa daerah. Berdasarkan data Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa tervalidasi 718 bahasa daerah
Dari banyaknya keragaman budaya dan keragaman bahasa daerah sudah pasti akan sering menimbulkan berbagai masalah ketika dua pihak berkomunikasi dalam bahasa daerah masing-masing. Misalnya kosa kata “ Jancuk” yang digunakan Cawabup Sutoyo dan akhirnya menjadi komoditas politik
“ Jancuk” atau sering juga disebut jancok, diancuk, diancok, kosa kata ini awal mulanya  berkembang di Kota Surabaya. Seiring perjalanan waktu, kosa kata “ jancuk” menyebar ke Malang, Lamongan dan kini sudah menyebar ke berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan kini sering terdengar dalam bahasa pergaulan di Jogyakarta
Harafiahnya, kosa kata “ Jancuk” adalah kosa kata umpatan yang vulgar. Namun di Surabaya kosa kata “ Jancuk” ini telah mengalami pergeseran makna. Kata “ Jancuk” kini sering diucapkan sebagai tanda keakraban dari pihak yang berkomunikasi. Kata “ Jancuk” adalah simbol kedekatan dari pihak yang berkomunikasi

Untuk jelasnya, biarlah KuansingKita memberikan pengibaratan di sebuah komunitas di Kuantan Singingi. Misalnya kosa kata “P*nt*k” adalah kosa kata umpatan yang vulgar. Namun dalam komunitas di Baserah, kosa kata “ P*nt*k” sering digunakan sebagai bentuk kedekatan atau keakraban dari pihak yang berkomunikasi
Contohnya, “Ee p*nt*k bilo ang tibo” (Kapan datang) “ Ee p*nt*k noji ado kini”. (Sungguh, tak ada sekarang). Kalau kosa kata P*nt*ek ini diucapkan saat berkomunikasi dengan pihak di luar komunitas Baserah di Kuantan Singingi tentu akan sangat membuat suasana menjadi tidak enak. Mereka dipastikan akan tersinggung karena diremehkan
Namun demikian, dalam komunitas Baserah, kosa kata umpatan yang vulgar ini justeru menjadi simbol kedekatan atau keakraban. Bagitu juga kosa kata “ Jancuk” di tengah komunitas Jawa. Kosa kata “ jancuk” yang awalnya berkembang di Suarabya kini telah  menjadi simbol kedekatan ataupun keakraban dalam berkomunikasi bagi komunitas jawa
Maaf, KuansingKita tidak punya rekaman bersih dan jernih dari ucapan calon wakil bupati nomor urut 2, Sutoyo ini. Namun sejak ucapan itu diviralkan berbagai respon dari berbagai elemen masyarakat bermunculan. Misalnya dari Forum Camat Kuantan Singingi yang menyesalkan ucapan Sutoyo

Bahkan pernyataan dari forum kades yang mengutuk ucapan Sutoyo ini dimuat di media massa. Ini wajar terjadi karena masyarakat Kuantan Singingi tidak akan seluruhnya memahami kosa kata “ jancuk” dalam komunikasi di Surabaya atau di Jawa Timur dan Jawa Tengah. “ Jancuk” memang kosa kata umpatan yang vulgar, namun kata ini sudah mengalami pergeseran makna
Saat berbincang dengan sejumlah wartawan di PWI Kuansing terkait ucapan “ jancuk” dari calon wakil bupati nomor urut 2, Sutoyo, seorang wartawan menyebutkan Sutoyo tidak sebatas menyebutkan “jancuk” tapi juga menyebutkan “asu” (anjing). Kalau untuk kosa kata ini, KuansingKita tidak punya referensi lain selain makna harafiah.
Namun demikian, dalam gejolak rivalitas politik pilkada, setiap fenomena akan selalu dijadikan komoditas poilitik, akan dibuat viral sehingga menjadi opini liar. Untuk itu, baik paslon maupun tim pemenangan berhati-hatilah membuat pernyataan. Sepanjang bisa dipelintir, pernyataan itu pasti akan dipelintir rival kita
Kondisi seperti ini hal yang wajar dalam rivalitas politik pilkada. Memviralkan hal-hal seperti ini merupakan bentuk dari negative campaign dan ini dibenarkan dalam aturan pemilu. Namun demikian, pilkada ini substansinya adalah memilih pemimpin kita bersama melalui proses demokrasi. Untuk ini kita jangan sampai terpecah belah (said mustafa husin)
FOTO Sutoyo dalam momen yang lain (dokumen AYO)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...