Pilkada Kuansing 2024, Belum Terjadi “Swing Voter” Secara Masiv

Pemred KuansingKita
“ Indikator bergesernya kekuatan dukungan dalam pilkada salah satunya terjadi swing voter secara masiv. Apakah ini sudah terjadi di Kuansing”
Sampai Kamis 19 September 2024, belum terlihat sama sekali aksi konstituen menggeser dukungan atau swing voter secara masiv. Dinamika pilkada Kuansing masih diwarnai gerakan-gerakan normatif dan gerakan struktural untuk petahana
Aksi pencaplokan wilayah juga belum terlihat. Namun demikian, masyarakat yang mulai terkotak-kotak dalam kubu dukungan sudah muncul ke permukaan. Setidaknya ini terlihat dari debat-debat kusir di sejumlah grup medsos
Dari kondisi ini, bisa dianalisa bahwa sampai saat ini belum ada kubu yang berhasil menyalip kekuatan dukungan petahana. Ini tentu saja hal yang wajar. Pasalnya tahapan pilkada belum memasuki jadwal penetapan pasangan calon
Saat ini, dua kubu penantang petahana sepertinya belum bergerak optimal. Mereka melakukan perkerutan melalui gerakan-gerakan yang terbatas. Selain untuk menghemat dana, dua kubu penantang petahana terkesan enggan melabrak aturan
Meskipun begitu, dari sejumlah informasi yang dirangkum KuansingKita, keresahan-keresahan swing voter sudah mulai dirasakan. Misalnya di Kecamatan Hulu Kuantan, seorang datuk penghulu menggeser dukungannya
Begitu juga di Kecamatan Cerenti, Sekretaris PAN  Cerenti menyatakan sikap mendukung H. Halim . Padahal sesuai dukungan partai, Sekertaris PAN Cerenti ini seharusnya mendukung AYO. Pasalnya PAN salah satu partai pendukung AYO

Kekuatan kubu petahana di Pangean juga tergerus. Ketua Pemuda dan Ketua Kelompok Yasinan di salah satu desa menggeser dukungannya. Dalam pileg lalu mereka mendukung Gerindra, dalam pilkada kali ini mereka mendukung AYO
Bahkan ini bukan sebatas isu. Mereka telah menggelar pertemuan silaturahmi dengan tim AYO.  Kedua tokoh desa ini telah menyatakan sikap untuk mendukung AYO dalam pilkada nanti. Tidak jelas alasan kedua tokoh desa ini menggeser dukungannya
Sepintas kondisi swing voter yang dilakukan satu atau dua orang tokoh desa ini terkesan sepele karena tidak akan berpengaruh secara signifikan. Padahal kondisi ini harus dihindari agar tidak terjadi swing voter yang lebih ekstrem atau lebih masiv lagi.
Untuk diketahui, swing voter yang terjadi secara masiv berawal dari pergeseran dukungan yang dilakukan satu atau dua orang tokoh desa. Aksi menggeser dukungan ini kemudian berkembang semakin ekstrem dan menjadi gerakan masiv.
Jika salah satu kubu diguncang oleh pergeseran dukungan atau swing voter secara masiv bisa dipastikan tidak akan ada peluang untuk unggul dalam perolehan suara. Karena itu, tim yang baik selalu menjaga agar dalam buhul-buhul konstituennya tidak terjadi pergeseran dukungan
Untuk pilkada Kuansing, sebelum tahapan penetapan pasangan calon ini belum terlihat aksi swing voter secara masiv. Seperti ulasan tadi, dalam kondisi seperti saat ini, kekuatan dukungan untuk petahana masih belum tersalip oleh dua kubu penantangnya.
Namun perlu digaris bawahi, dua kubu penantang petahana seperti kubu HS dan kubu AYO dari hari ke hari terus mengalami penguatan. Bukan suatu hal yang tidak mungkin, menjelang hari H atau menjelang 27 November nanti salah satu dari dua kubu ini berhasil menyalip petahana. Mungkinkah itu ? walahualam (said mustafa husin)
FOTO Ilustrasi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...