TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Aroma pertegalahan politik pilkada di Kuansing sudah mulai dirasakan. Kubu Suhardiman dan kubu Adam Sukarmis kini masih terus berjibaku untuk merebut dukungan PKS
Koordinator kubu Suhardiman, Andi Cahyadi sangat optimis kalau PKS akan memberikan dukungan untuk kubu Suhardiman. Ada banyak alasan yang dikemukakan Andi Cahyadi
Pria yang akrab disapa Aheng ini menyebutkan kalau DPP PKS sangat faham kalau Suhardiman calon incumbent yang tangguh dan sulit dikalahkan. Dengan alasan itu Aheng yakin PKS akan mendukung Suhardiman
“ DPP PKS sangat merespon kubu Suhardiman,” tandas Aheng
Sementara koordinator kubu Adam Sukarmis, Muslim juga sangat opotimis mendapatkan dukungan PKS. Muslim juga mengemukakan banyak alasan logis sehingga PKS memberikan dukungan untuk Adam Sukarmis
Bahkan saking optimisnya, Muslim mengatakan jika SK dukungan PKS diberikan kepada Adam Sukarmis maka pembawa SK dukungan itu disambut dengan iring-iringan pawai dari perbatasan Kuansing di Tanjungpauh menuju Telukkuantan
“ Kalau kubu Adam Sukarmis yang dapat SK, nanti pembawa SK itu akan disambut dengan iring-iringan pawai mulai dari Tanjung Pauh menuju Telukkuantan,” kata Muslim penuh rasa optimis
Sampai hari ini memang belum ada kepastian kemana arah dukungan PKS dalam pilkada Kuansing November mendatang. Namun kedua kubu sampai hari ini masih tetap berjibaku berebut dukungan PKS
Kenapa dukungan PKS terkesan diprioritaskan. Seperti diberitakan sebelumnya, PKS Kuansing memang tidak dominan dalam pemilu legislatif. Bahkan sejak awal Kuansing berdiri PKS tidak pernah jadi pimpinan DPRD
Namun dalam konteks pilkada, PKS memiliki peran yang sangat strategis. Pasalnya partai berlambang bulan sabit dan padi ini sangat dekat dengan para da’i dan tokoh-tokoh agama
Sementara para da’i dan tokoh agama memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat. Bahkan sejak sebelum kemerdekaan, peran da’i dan tokoh agama lebih besar pengaruhnya dari politisi di tengah masyarakat
Kondisi inilah yang membuat PKS mendapatkan posisi terhormat dalam pilkada. Nah dalam pilkada Kuansing yang akan digelar November mendatang kemana arah dukungan PKS, apakah ke kubu Suhardiman atau kubu Adam Sukarmis.
Pertanyaan inilah yang belum terjawab. Sementara Ketua DPD PKS Kabupaten Kuantan Singingi Syafril ketika dihubungi KuansingKita tidak berkomentar panjang. Ia mengatakan berkas keduanya sudah dibawa ke DPP PKS
Menurut Syafril, berkas yang sudah disampaikan ke DPP PKS, kini sedang diproses. Pihaknya juga tengah menunggu hasil proses DPP PKS Karena itu Syafril meminta semua pihak untuk bersabar
“ Kita tunggu saja hasilnya dari DPP PKS,” kata Syafril seakan menghindar dari pertanyaan siapa yang akan mendapatkan dukungan PKS
Saat dihubungi KuanasingKita Sabtu (6/7/2024) tadi, Syafril tetap bersikukuh menghindar dengan alasan berkasnya sedang diproses. Pihaknya juga sedang menunggu hasil proses.
Sebenarnya Suhardiman dengan 9 kursi Partai Gerindra hasil pemilu lalu sudah sangat memenuhi syarat pencalonan. Artinya cukup dengan satu Partai Gerindra saja Suhardiman sudah bisa mencalonkan diri
Begitu juga Adam Sukarmis, dengan 5 kursi Partai Golkar dan 3 kursi Partai Nasdem hasil pemilu Februari lalu juga sudah memenuhi syarat untuk mencalonkan diri dalam pilkada Kuansing November mendatang
Namun kalau mencermati dinamika politik pilkada yang berkembang, baik kubu Suhardiman maupun kubu Adam Sukarmis harus berupaya membangun koalisi gemuk. Alasannya, dua sosok ini memiliki nilai jual yang setara dalam marketing politik
Suhardiman yang menyandang jabatan bupati tentu sudah mulai dikenal di seantero Kuansing. Begitu juga dengan Adam Sukarmis, Ketua DPRD Kuansing yang sejak kecil sudah dikenal di pusaran konstituen pilkada Kuansing
Dalam analisis KuansingKita, untuk setakat ini, tidak ada yang bisa berbangga-bangga menepuk dada kalau kubunya tak terkalahkan. Seperti disampaikan tadi, kedua sosok ini memiliki nilai jual yang setara dalam marketing politik
Kini tinggal lagi cara tim pemenangan masing-masing kubu memainkan manuver dan trik. Tim pemenangan harus cermat dan hati-hati, jika tersesat akan kehilangan arah dan kalah.
Tersesat yang dimaksud seperti memancing dan menimbulkan rasa tidak senang konstituen atau pemilih. Akibatnya arus dukungan akan beralih arah. Kalau ini terjadi akan sangat berbahaya
Kenapa disebut berbahaya. Sebab waktu yang tersisa untuk membenahi kembali sangat kasip. Pendaftaran akhir Agustus, penetapan pasangan calon 22 Serptember, hari H 27 November.
Kendati begitu, ada satu catatan yang paling penting. Politik pilkada butuh banyak pergerakan ke kantong-kantong suara. Semua ini butuh logistik untuk pergerakan yang memadai, bukan untuk money politik
Jika kontestan pilkada tidak didukung logistik yang memadai maka berbagai masalah akan mucul di lapangan. Ini tentu saja akan berdampak pada perolehan suara. Artinya tanpa dukungan logistik yang kuat, konsekwensi kalah akan sangat besar (said mustafa husin)