TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Hari Buruh Internasional atau lazim disebut May Day yang diperingati setiap 1 Mei, di sejumlah negara sosialis selalu diwarnai dengan aksi unjuk rasa. Dalam aksi ini buruh menuntut haknya atas keseteraan derajat dan hak-hak buruh lainnya seperti ketidakadilan upah
Anarko sindikalisme adalah kelompok yang selalu mendominasi aksi unjuk rasa kaum buruh di banyak negara. Anarko sindikalis adalah cabang dari anarkisme yang berkonsentrasi pada pergerakan buruh. Mereka meyakini serikat buruh sangat potensial menuju revolusi sosial menggantikan kapitalisme
Namun di Kuantan Singingi, May Day atau Hari Buruh Internasional diperingati sangat berbeda. Pengurus serikat pekerja bersama sejumlah buruh beraudiensi dengan Bupati Kuantan Singingi. Acara ini digelar di Taman Jalur Telukkuantan, Rabu 1 Mei 2024 tadi. Namun sayangnya, acara ini kurang mendapat perhatian buruh
Buktinya, kursi yang dipersiapkan panitia di bawah tenda untuk undangan dan para buruh dari berbagai serikat pekerja tidak terisi penuh, bahkan separoh pun tidak terisi. Padahal bupati beserta forkopimda dan sejumlah kepala OPD ikut hadir. Kendati sepi begitu, acara demi acara tetap saja berlangsung
Ketua Panitia May Day,Kuantan Singingi, Jhon Hendri dalam sambutannya menyampaikan sejumlah aspirasi buruh kepada pemerintah daerah. Aspirasi itu diantaranya penyusunan perda tentang tarif upah bongkar muat. Perda tarif upah bongkar muat sangat mendesak agar aktivitas ini memiliki payung hukum
Selain itu Jhon Hendri meminta pemerintah daerah untuk memfasilitasi pelatihan bagi serikat pekerja terkait hukum-hukum hubungan industrial. Tujuannya agar serikat pekerja mampu memperjuangkan secara hukum hak-hak buruh di perusahaan.
Jhon Hendri juga meminta pemerinta daerah menginventarisir perusahaan yang tidak memiliki serikat pekerja. Dan yang terakhir, pemerintah daerah diminta untuk memasukkan May Day atau Hari Buruh Internasional ke dalam program tahunan pemerintah daerah.
Menanggapi semua itu, Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby bicara panjang tentang buruh. Suhardiman mengatakan kalau dirinya juga bekas pengurus serikat pekerja sehingga sangat memahami berbagai permasalahan dan tantangan yang dialami para buruh di lapangan
Dalam sambutannya, Bupati Suhardiman memotivasi para buruh agar tidak selamanya menjadi buruh di perusahaan. Menurut Suhardiman buruh bekerja di perusahaan tidak harus sekedar berharap upah tapi juga harus mendapatkan pengetahuan dan skill
Buruh yang sudah mendapatkan pengetahuan dan skill harus dikembangkan untuk kemudian berani membangun perusahaan sendiri sekalipun dalam skala kecil. Kalau dulu bekerja sebagai buruh, kedepan harus sebagai pengusaha yang mampu memperkejakan banyak orang
“ Kalau sekarang kita bekerja sebagai buruh yang mengharapkan upah, besok kita harus menjadi boss,” kata Suhardiman
Peringatan May Day di Kuantan Singingi diisi dengan berbagai kegiatan bakti sosial seperti donor darah, kunjungan ke panti asuhan dan goro di beberapa titik. Bahkan panitia May Day mempersiapkan bingkisan untuk dibagikan kepada sejumlah buruh.
Kegiatan bakti sosial dalam May Day ini sengaja dikemas Polres Kuansing. Kepada KuansingKita, Kapolres Kuansing, AKBP Pangucap Priyo Soegito, SIK, MH mengungkapkan sebelum peringatan May Day sejumlah pengurus serikat pekerja di Kuantan Singingi beraudiensi dengan jajaran Polres Kuansing.
Saat beraudiensi disarankan agar dalam peringatan May Day, buruh tidak perlu menggelar aksi unjuk rasa. Hasil audiensi pengurus serikat pekerja dan jajaran Polres disepakati. Buruh sepakat peringatan May Day diisi dengan kegiatan bakti sosial
Kegiatan bakti sosial yang disepakati dalam audiensi seperti donor darah, kunjungan ke panti asuhan, goro dan membagikan bingkisan. Dan yang paling penting, audiensi buruh dengan Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby
“ Jadi sebelum peringatan May Day, pengurus serikat pekerja beraudiensi dengan jajaran polres untuk menentukan cara terbaik dalam peringatan May Day. Lalu disepakati bakti sosial,” kata Kapolres Pangucap Priyo Soegito (smh)
