Banyak defenisi politik yang disampaikan ilmuan. Namun kalau kita menyimak teori klasik Aristoteles, politik tidaklah seburuk yang kita dengar hari ini. Sebab dalam pandangan Aristoteles politik digunakan untuk mencapai kebaikan bersama
Seiring berjalannya waktu ilmu politik terus berkembang. Berbagai pandangan dan filsafat politik bermunculan dari para tokoh pemikir seperti Machiavelli, Karl Marx yang memilih berbagai metode dalam mempromosikan pandangan politknya. Bahkan pilihan mereka sering membuat bulu kuduk kita merinding
Inilah yang kita temukan hari ini, seperti pandangan politik Machiaveli yang menghalalkan segala cara. Dan pandangan politik ini pula yang sering digunakan para politisi kita hari ini, menghalalkan segala cara. Buruknya lagi, mereka menggabungkan prilaku politik di masa lalu dengan metode politik hari ini seperti pandangan Machiaveli
Ada satu priode di masa lalu, di masa jauh sebelum Aristoteles, pertelagahan atau perseteruan politik untuk merebut tahta selalu diwarnai dengan aksi saling bunuh. Pada masa itu dua kubu yang berseteru membentuk kelompok pembunuh yang disebut Assasinassi. Kelompok Assasinasi ini betugas membunuh lawan politiknya dengan berbagai cara termasuk memberikan racun dalam makanan atau minuman
Di zaman modern ini, aksi saling bunuh dalam perseteruan politik masih saja berlangsung, namun di zaman modern pembunuhan lawan politik tidak lagi dengan cara menghilangkan nyawa tapi dengan cara pembunuhan karakter atau disebut character assassination atau karakter assassinasion. Dua kubu yang berseteru akan saling bunuh karakter dengan berbagai cara termasuk menyebarkan fitnah
Karena itu, baik dalam skala politik nasional maupun politik lokal, aksi pembunuhan karakter lewat berbagai fitnah sering bermunculan. Pengaduan dugaan korupsi selalu menjadi senjata ampuh. Seperti bupati, gubernur, menteri bahkan presiden yang digali-gali kesalahannya
Sebenarnya langkah menggali kesalahan dan membuat pengaduan dugaan korupsi tidak ada salahnya. Dan langkah itu tentu patut kita dukung. Tapi ketika langkah pengaduan ini lahir dari sentimen karakter assasinasion, ini yang disesalkan. Sebab tujunnya bukan ingin mengclearkan masalah tapi tujuan utamanya hanya ingin membangun opini buruk untuk lawan politiknya agar lawan politiknya tercoreng namanya di ruang publik
Langkah politik seperti ini pantas disebut sebagai penganut faham Machiaveli yang menghalalkan segala cara. Faham Machiaveli ini harus dihindarkan karena musuh besar demokrasi. Apalagi di Kuansing, di negeri yang beradat, langkah-langkah politik Machiaveli yang menghalalkan segala cara harus diharamkan. Kubu yang menganut faham Machiaveli ini harus ditolak secara bersama.*****