Kenapa Isu Krusial Tak Mampu Pengaruhi Sikap Para Pendukung

 “ Ada sejumlah isu krusial yang melanda paslon sepanjang proses pilkada Kuansing 2024. Mampukah isu tersebut memengaruhi sikap para pendukung kubu yang tengah dilanda isu. Nyatanya tidak, Kenapa ? “
Beberapa pekan lampau, pengadilan tipikor Pekanbaru menggelar persidangan dugaan tindak pidana korupsi dengan terdakwa H. Sukarmis. Sidang hari itu, membacakan tuntutan JPU. Terdakwa H. Sukarmis dituntut 13 tahun 6 bulan penjara dan harus mengembalikan kerugian negara Rp 22,5 miliar dan sejumlah tuntutan lainnya
Isui ini sangat krusial. Banyak pihak meyakini isu ini akan berpengaruh terhadap elektabiltas pasangan AYO yang mengusung Dr Adam sebagai bupati. Pasalnya Dr Adam adalah putera H. Sukarmis. Rasanya sangat mustahil pembacaan tuntutan dari pihak JPU tidak akan berpengaruh terhadap elektabiltas AYO.
Dalam penalaran yang logis, sangat diyakini tuntutan JPU itu akan memicu terjadinya swing voter atau pendukung yang menggeser pilihannya di kubu AYO. Apalagi kasus ini adalah kasus dugaan tindak pidana korupsi yang menjadi musuh bersama, Pemilih rasional sudah pasti akan meninggalkan kubu AYO

Namun kenyataannya, semua dugaan itu salah. Tuntutan JPU terhadap terdakwa H. Sukarmis justeru membuat para pendukung AYO semakin solid. Para pendukung bukannya membenci tapi justertu semakin simpati kepada H Sukarmis. Dari rasa simpati itu, mereka kini berjuang bertungkuslumus untuk memenangkan paslon AYO
Isu lainnya yakni pergantian Ketua DPRD Kuansing. Secara mendadak Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto menerbitkan SK Nomor 10-0654/Kpts/DPP-GERINDRA/2024. Isi SK ini membatalkan SK pengangkatan Juprizal sebagai Ketua DPRD Kuansing dan menggantinya dengan Reky Fitro
Berbagai komentar bermunculan di grup Whatsapp. Ada yang menulis “Tongkang Sudah Pecah”. Intisari dari semua  komentar itu menggambarkan  kubu SDM akan kalah karena dilanda prahara. Artinya pendukung SDM akan meninggalkan paslon yang didukungnya atau akan terjadi pergeseran dukungan
Sama seperti pendukung AYO, ternyata pendukung SDM juga semakin solid dengan peristiwa yang mereka hadapi. Mereka terkesan seperti kian merapatkan barisan. Artinya mereka tidak goyang dengan peristiwa pergantian Ketua DPRD Kuansing. Apalagi pergantian itu masih kader dalam partai yang sama yakni Gerindra
Semakin berbagai isu menebar tentang apa yang akan terjadi di kubu SDM, tampaknya semakin solid pula para pendukung memberikan dukungannya untuk SDM. Kenapa ini bisa terjadi. Padahal dalam penalaran yang logis, para pendukung seharusnya sudah menggeser pilihannya ke kubu lain
Dalam proses pilkada ada sejumlah dimensi konstituen atau dimensi pendukung yang menjadi catatan KuansingKita. Pertama pendukung dalam dimensi konsumtif, kedua pendukung dalam dimensi hedonis, ketiga pendukung dalam dimensi pragmatis dan keempat pendukung dalam dimensi idealis
Para pendukung, baik pendukung kubu AYO maupun pendukung kubu SDM, dari pengamatan KuansingKita berada dalam dimensi pragmatis dan dimensi idealis. Pendukung pragmatis, mereka memberikan dukungan untuk sebuah kepentingan yang tidak mungkin ditemukan di kubu lain

Sedangkan pendukung dalam dimensi idealis adalah pendukung yang tidak lagi mempertimbangkan apakah paslon yang mereka dukung akan menang atau kalah. Apapun yang terjadi, mereka tetap memberikan dukungan untuk paslon yang mereka dukung. Mereka adalah pendukung militan yang tak akan menggeser pilihannya
Dari paparan di atas, jelas sekali alasan kenapa para pendukung kubu AYO tidak peduli dengan peristiwa yang melanda H. Sukarmis. Begitu juga pendukung kubu SDM juga tidak peduli dengan peristiwa pergantian Ketua DPRD Kuansing. Mereka tetap solid dan bisa jadi semakin solid
Namun demikian, sebagai rivalitas dalam kontestasi pilkada, wajar pula kalau setiap peristiwa yang menimpa kubu lain dijadikan komoditas politik. Hanya saja mengemas isu atau peristiwa menjadi komoditas politik tentu harus pula memperhatikan peraturan perundang-undangan setidaknya jangan sampai terkesan memprovokasi
Pasalnya banyak pihak berharap pilkada Kuansing 2024 berlangsung dalam kondisi kondusif. Apalagi Kuansing masuk dalam zona merah pelaksanaan pilkada sehingga peristiwa kelam itu tak perlu terjadi lagi dalam pilkada Niovember mendatang
“ Pilkada Kuansing 2024 harus berlangsung dalam kondisi kondusif,” begitu harapan Kapolres Kuansing, AKBP Pangucap Priyo Soegito, SIK,MH saat berbincang dengan wartawan PWI Kuansing beberapa waktu lalu.(said mustafa husin)
FOTO Ilustrasi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...