“Agenda Setting Theory” dalam Pemberitaan Pasangan Calon Pilkada

Pemred KuansingKita
Pemred KuansingKita
“ Bagaimana menulis berita-berita pasangan calon pilkada yang baik, berita yang mampu mempengaruhi publik untuk ikut mendukung pasangan calon tertentu. Kiatnya, fahami lebih dalam tentang teori komunikasi yang lazim disebut Agenda Setting Theory”.
Sejak awal tahapan pilkada, pemberitaan tentang pasangan calon pilkada Kuansing 2024, hampir setiap hari memenuhi grup-grup whatsapp. Tujuan wartawannya ingin mempengaruhi publik untuk ikut mendukung pasangan calon tertentu. Namun upaya itu jarang sekali membuahkan hasil.
Kenapa ? Pemberitaan tentang pasangan calon seringkali disajikan seadanya atau hanya sebatas melaporkan fakta dan data 5W1H untuk dijadikan pesan. Padahal untuk bisa mempengaruhi publik data-data itu harus dibingkai atau diframing berdasarkan teori agenda seting atau Agenda Setting Theory
Namun, masalahnya kini, agenda setting theory memang belum akan difahami oleh wartawan pemula. Sementara pemberitaan pasangan calon pilkada lebih banyak dipublikasikan wartawan pemula. Akibatnya pemberitaan sering dilebih-lebihkan sehingga terkesan bombastis
Agenda setting theory pertama kali dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw pada tahun 1972. Mereka memulainya  dalam sebuah studi klasik tentang pemilihan presiden Amerika Serikat di Chapel Hill, North Carolina. Kedua tokoh komunikasi ini berkeyakinan bahwa media tidak hanya sebatas melaporkan data dan fakta,

Dalam pandangan Maxwell McCombs dan Donald Shaw media juga bisa memainkan peran kunci dalam menentukan isu-isu mana yang dianggap penting oleh publik. Media memiliki kekuatan untuk melakukan setting agenda atau mengatur agenda publik dengan memprioritaskan isu-isu tertentu di atas isu lainnya.
Teori Agenda Setting berargumen bahwa ada korelasi kuat antara masalah yang dianggap penting oleh media dan masalah yang dianggap penting oleh publik. Ketika media memberi perhatian besar pada suatu isu, publik cenderung menganggap isu tersebut sebagai hal yang penting.
Sebagai contoh, selama masa kampanye politik, jika media terus-menerus meliput isu tentang ekonomi, publik akan beropini bahwa ekonomi sebagai masalah utama yang harus dihadapi oleh para calon pemimpin. Artinya agenda yang dikemas media akan mempengaruhi agenda publik
Kendati begitu, dalam agenda seting teori, media tidak bisa secara langsung memberitahu publik tentang kondisi yang harus dipikirkan, tetapi media lebih menekankan pada aspek yang mampu membangun opini publik seperti agenda media. Misalnya jika media menulis kondisi ekonomi buruk, ini dipastikan akan mengundang pro kontra
Karena itu, dalam agenda seting teori, media lebih menekan pada aspek pemberitaan yang mampu menggiring opini publik seirama dengan agenda media. Artinya media tidak bisa memaksakan publik beropini seperti agenda media jika pemberitaan disajikan secara langsung tanpa memberi ruang kepada publik untuk beropini

Jika pemberitaan seperti ini terjadi kondisi akan buruk sekali. Agenda media tidak akan pernah sama dengan agenda publik, sekalipun dalam teori ini media memiliki kekuatan mempengaruhi opini publik. Pasalnya dari pemberitaan yang disajikan opini publik akan berbalik arah.
Contoh lagi, jika media menulis bahwa pasangan calon A adalah pasangan calon yang kuat dan didukung banyak orang. Pesan media ini bisa berbalik arah ketika memasuki ruang publik. Pesan media tentang calon yang kuat ini dipastikan akan mengundang pro kontra. Inilah yang sering terjadi dalam pemberitaan pasangan calon pilkada Kuansing 2024
Wartawan tidak perlu menulis bahwa pasangan calon A kuat dan didukung banyak orang. Publik tidak mau dijejal dengan informasi seperti ini. Wartawan cukup menulis data dan fakta yang diframing sehingga publik beropini bahwa pasangan calon A adalah calon yang kuat dan didukung banyak orang
Artinya berita itu dikemas dalam bingkai atau framing yang mampu menggiring opini publik bahwa pasangan calon A adalah calon yang kuat dan didukung banyak orang. Jadi bukan wartawan yang menulis bahwa pasangan calon A kuat dan didukung banyak orang, tapi publik yang beropini demikian setelah membaca berita wartawan
Ini adalah kiat untuk menjadikan agenda media menjadi agenda publik. Jika mengabaikan kaidah ini, isu-isu yang disampaikan media bisa berbalik arah ketika sampai di ruang puiblik. Pesan media akan mengundang pro kontra jika mengabaikan kaidah ini. Ini adalah tahapan yang tak boleh diabaikan dalam teori agenda seting. (said mustafa husin)
FOTO Ilustrasi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...