TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Baru-baru ini beredar foto bangunan tribun di media sosial. Konstruksi bangunan tribun cukup tinggi sehingga sangat mengganggu karena bisa menutupi pandangan pengunjung melihat jalur yang berpacu
Dari foto itu, berbagai komentar dalam bentuk hujatan dialamatkan kepada Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby. Seolah Bupati Suhardiman Amby tidak peduli dengan pengunjung yang tidak mampu membayar tiket tribun
Padahal pengunjung yang menonton pacu jalur dari luar tribun cukup banyak. Mereka rela berdiri berdesakan di sepanjang tangga-tangga tribun. Sebab menonton pacu jalur di Nerosa bagi mereka seperti sebuah kewajiban
Dari pengamatan KuansingKita, hampir setiap tahun, jumlah pengunjung yang nonton pacu jalur dari luar tribun jumlahnya diperkirakan lebih banyak dari pengunjung yang menonton dari dalam tribun.
Tentu saja, foto tribun dengan konstruksi bangunan yang tinggi sehingga menghalangi pengunjung menonton pacu jalur membuat netizen marah. Dan itu pula yang membuat mereka melontarkan berbagai umpatan
Namun setelah diteliti, ternyata foto yang beredar itu bukan tribun di Nerosa. Sebab tribun di Nerosa berada di luar pagar tembok. Sehingga jika tribun Nerosa itu difoto dipastikan akan kelihatan pagar tembok
Ketua Panitia Pacu Jalur Nerosa 2024. Andi Cahyadi didampingi Kadis Pariwisata, Azhar Ali mengaku sudah turun ke lapangan untuk memastikan apakah benar ada tribun dengan konstruksi bangunan tinggi
Di.lapangan menurut Ketua Panitia Andi Cahyadi tidak ditemukan tribun yang menyalahi aturan. Semuanya sama tinggi. Pria yang akrab disapa Aheng ini memastikan foto yang beredar itu bukan tribun Nerosa
“Tak mungkin kami akan biarkan pengunjung terhalang menonton pacu jalur. Foto itu bukan di Nerosa,” tandas Aheng
Informasi palsu atau fake news yang beredar seperti ini tentu sangat tidak baik dalam kondisi masyarakat yang sangat sensitif dengan isu-isu politik pilkada. Dan lagi ini sangat berpotensi menimbulkan gesekan politik antar pendukung
Tudingan-tudingan miring berdasarkan informasi hoaks atau fake news memang mudah membakar emosi massa. Namun hal seperti ini sangat tidak elok dan tidak perlu dilakukan.
Jadikanlah pilkada Kuansing menjadi pesta politik yang kondusif. Cukup sekali saja, pilkada Kuansing dilanda amuk massa. Jangan dipancing lagi. Kuansing masih berada di zona merah
Jika terjadi benturan antar pendukung karena informasi hoak yang disebarkan resikonya sangat besar. Marilah kita dukung bersama agar pilkada Kuansing berjalan lancar sukses dan aman
Kepada para pendukung kontestan pilkada, raihlah kemenangan dengan cara yang benar sesuai peraturan perundang-undangan. Jangan sampai menghalalkan segala cara hanya untuk meraih kemenangan
“ Menghalalkan segala cara itu cara-cara yang menganut faham Machiavelli,” ujar seorang wartawan di PWI Kuansing (smh)