PEKANBARU – Komunitas Seni Budaya (KSB) Rumah Sunting selesai menggelar Kegiatan Kenduri Puisi Riau 2024 Berbahasa Ibu, 9 hingga 11 Agustus 2024. Limapuluh peserta terpilih dari kabupaten/kota se-Riau mengikuti kegiatan ini dari awal hingga selesai di Anjungan Indragiri Hilir, Purna MTQ, Kota Pekanbaru. Pada kesempatan ini, Rumah Sunting Hadirkan Sutardji Calzoum Bachri dan Jose Rizal Manua dari Jakarta.
Kenduri Puisi Riau yang mengusung tema Merawat Bahasa Ibu Melalui Puisi ini merupakan program pilihan Bantuan Pemerintah (Banpem) tahap I tahun 2024 Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Badan Bahasa Bidang Kebahasaan dan Kesastraan.
“Limapuluh peserta yang dinyatakan lolos seleksi hadir semua dari kabupaten/kota. Selama tiga hari mereka mengikuti Kenduri Puisi dan menginap di tenda-tenda. Kenapa di tenda, supaya lebih bebas, lebih banyak inspirasi selama mengikuti kegiatan ini. Mereka ada yang guru, tokoh pemuda, pimpinan komunitas dan sebagainya. Semuanya suka puisi, semua berbahasa ibu. Setelah pulang, kami berharap agar mereka mnyebarkan ilmu yang didapat sehingga bermanfaat bagi msyarakat,” kata Ketua KSB Rumah Sunting Kunni Masrohanti.
Kenduri Puisi ini, sambung Kunni, selain ada pelatihan mrnulis puisi, juha pelatihan membaca puisi serta melaksanakan pertunjukan di malam Panggung Pertunjukan. Hasil yang didapatkan selama pelatihan, itulah yang ditampilkan di Panggung Pertunjukan.
Latihan Bersama Empat Narasumber
Para peserta mengikuti pelatihan menulis puisi dan pelatihan membaca puisi bersama empat narasumber. Narasumber membaca puisi yakni Yose Rizal atau yang dikenal dengan Jose Rizal Manua dari Jakarta dan Kunni Masrohanti sendiri. Sedangkam pelatihan menulis puisi ada Marhalim Zaini dan Muhammad Askollani atau yang dikenal dengan Asqalani Eneste dari Riau.
Proses pelatihan 80 persen dilaksanakan di ruang terbuka.. Setelah peserta mengikuti teori dalam waktu yang singkat di dalam ruangan Anjungan Indragiri Hilir, mereka ini dibawa belajar membaca puisi di ruang terbuka, mulai dari olah rasa, olah vokal dan praktik membaca puisi.
Untuk pelatihan menulis puisi, selain teori-teori yang diberikan oleh narasumber, peserta juga praktik menulis. Hasil karya itu dipajang di pohon puisi yang disediakan panitia. Karya puisi terbaik juga dibacakan di panggung pertunjukan.
Panggung Pertunjukan Dilaksanakan di ASIT
Panggung Pertunjukan yang semula direncanakan di ruang terbuka, dipindahkan ke Gedung Anjungan Seni Idrus Tintin (ASIT). Disebutkan Kunni, perubahan ini dilakukan karena karena beberapa hal, salah satunya karena Kota Pekanbaru sudah memasuki musim.penghujan.
“Awalnya memang Panggung Pertunjukan ini dilaksanakan di ruang terbuka, di miniatur Muara Takus belakang Anjungan Kampar. Tapi karena sejak awal Agustus sudah mulai sering hujan, maka Saya dan panitia bersapakat untuk melaksanakan malam Panggung Pertunjukan di dalam Gedung ASIT supaya lebih khidmat dan lancar,” beber Kunni lagi.
Bukan hanya lokasi panggung pertunjukan saja yang berubah, tanggal pelaksanaannya juga bergeser lebih maju. Jika sebelumnya direncanakan dilaksanakan tanggal 27 hingga 29 Agustus, berubah menjadi 9-11 Agustus.
“Perubahan ini tidak kami laksanakan begitu saja tanpa alasan. Karena kami mengundang narasumber dari Jakarta kami sesuaikan dengan jadwal mereka. Nah waktu yang tepat itu tanggal 9-11 Agustus. Alhamdulillah, semua berjalan baik,” beber Kunni lagi.
Setelah mengikuti proses pelatihan para peserta mendapat kesempatan untuk bisa tampil di Gedung Anjungan Seni Idrus Tintin (ASIT). Ada dua kelompok yang tampil selain ada juga yang tampil secara perorangan. 80 persen mereka tampil menggunakan bahasa ibu.
Sebelum tampil, mereka mengikuti gladi resik sejak sore hingga menjelang pertunjukan. Pelatihan langsung diarahkan Jose Rizal Manua dan narasumber yang lain.
“Para peserta tampil dengan baik. Mereka serius mengikuti pelatihan, faham dengan materi yang diberikan. Jadi cepat saja. Ada sastra lisannya, gerak sederhana, ada yang main musik dan baca puisi. Bakat-bakatvdasar mereka semuanya di arahkan ke puisi. Semua puisi. Benar-benar Kenduri Puisi,” kata Jose Rizal Manua.
Dihadiri Sutardji Calzoum Bachri dan Penyair Riau
Kegiatan Kenduri Puisi tahun ini, panitia juga mengundang Sutardji Calzohm Bachri sebagai salah satu pengisi acara. Sutardji tampil dengan membacakan lima puisi sekaligus yang disaksikan segenap masyarakat Kota Pekanbaru.
Selain Sutardji, Panggung Pertunjukan malam itu juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh penyair-penyair Riau. Ada Aris Abeba, Fakhrunnas MA Jabbar, Herman Rante, Griven, Chaidir, Ketua Dewan Kesenian Riau Taufik Hidayat, Ketua Dewan Kesenian Kota Pekanbaru Fedli Aziz dan masih banyak lainnya. Panggung oertunjukan juga dihadiri seniman dan komunitas seni sastra yang ada di Riau.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Muhammad Toha Machsum mengucapkan selamat atas terlaksananya Kenduri Puisi Riau tahun 2024 tersebut. Ia berharap kebermanfaatan dari legiatan ini bisa dirasakan masyarakat secara luas.
“Selamat buat Rumah Sunting yang telah melaksanakan Kegiatan Kenduri Puisi dengan menghadirkan peserta dari kabupaten/kota di Riau. Juga mendatangkan pujangga besar Indonesia Sutardji Calzoum Bachri serta penyair-penyair Riau. Tujuan merawat bahasa ibu, melestarikan bahasa-bahasa daerah dalam kegiatan ini, semiga tercapai. Hendaknya program ini bermanfaat lebih luas,” kata Kepala Balai.* (rls/smh)