TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Adam Sukarmis termasuk petarung berani dalam pilkada Kuansing 2024. Untuk menghadang incumbent, putera H Sukarmis ini berani memilih pasangan Sutoyo yang berasal dari partai yang sama yakni Golkar
Ketika keputusan politik Adam Sukarmis dipublikasi di media massa, banyak pihak yang menilai, ini hanyalah manuver politik Adam Sukarmis saja. Artinya keputusan politik Adam Sukamris ini belumlah final atau masih berkemungkinan dirobah lagi
Publik boleh saja menduga-duga. Tapi kepada KuansingKita Adam Sukarmis mengatakan memilih Sutoyo hasil dari kajian dan pertimbangan yang matang. Buktinya, sampai hari ini, Adam memang belum berencana untuk mengganti pasangannya
“ Memilih Sutoyo bukan asal-asalan tapi hasil dari kajian dan pertimbangan yang matang,” kata Adam Sukarmis kepada KuansingKita beberapa waktu lalu
Peluang apa sebenarnya yang diharapkan Adam Sukarmis ketika berpasangan dengan Sutoyo. Dari analisis KuansingKita, sepertinya Adam lebih mempertimbangkan dominasi suara di wilayah eks transmigrasi yang berada di empat kecamatan.
Jika pasangan ini mampu mendominasi suara di wilayah eks transmigrasi yang berada di wilayah di Kecamatan Sentajo Raya, Kecamatan Logas Tanah Darat serta Kecamatan Singingi dan Singingi Hilir, maka pasangan ini berpeluang memenangkan pilkada
Namun hasil kontestasi politik tentu tidak mutlak seperti yang diharapkan. Pasalnya rival Adam Sukarmis, sebut saja incumbent Suhardiman Amby tentu juga berupaya membangun dukungan di wilayah eks transmigrasi. Begitu juga H. Halim jika nanti ikut jadi calon bupati
Karena itu, jika Adam Sukarmis punya pertimbangan dominasi suara, harus sejak dini sudah memulai gerakannya. Misalnya menggerakkan kembali jaringan lama dan membangun jaringan baru. Ini harus dilakukan dalam kebijakan kongkrit karena tahapan sudah dimulai
Tapi bentuk gerakan dan jaringan yang dibangun Adam Sukarmis untuk saat ini memang harus disembunyikan. Pasalnya incumbent Suhardiman Amby akan membuat gerakan untuk mematahkan apa yang telah dibangun Adam Sukarmis. Ini wajar dalam kontestasi politik
Lantas bagaimana dengan wilayah lainnya, apakah Adam Sukarmis juga mampu mengimbangi kekuatan incumbent Suhardiman Amby di wilayah lain. Inilah pertanyaan mendasar. Jawaban pertanyaan ini harus berdasarkan hasil survey independent
Jika Adam Sukarmis tidak mampu mengimbangi incumbent di wilayah lain maka upaya mendominasi suara di wilayah eks transmigrasi akan sia-sia. Keunggulan di wilayah eks transmigrasi tidak akan mampu mengantarkannya menjadi pemenang pilkada
Dari analisis KuansingKita, pertimbangan Adam Sukamis untuk mendominasi suara di wilayah eks transmigrasi masih dalam bentuk spekulasi. Belum ada terlihat gerakan nyata yang potensial atau yang mampu meningkatkan dukungan suara di wilayah eks transmigrasi
Gerakan ini harus dilakukan secepatnya atau tidak boleh lagi mengulur-ulur waktu. Pasalnya waktu sudah kasip. Dua bulan lagi sudah penetapan pasangan calon yaitu 22 September 2024. Sementara incumbent Suhardmian Amby hampir setiap pekan turun ke lapangn
Kendati begitu, biarpun Adam Sukarmis belum memulai gerakan nyata, perlu juga difahami bahwa dari analisis KuansingKita, Adam Sukamris mengalami penguatan sejak sepekan belakangan ini. Dukungan publik mulai mengarah ke Adam Sukarmis
Kuat dugaan ini terjadi lantaran tidak solidnya kubu Suhardiman seperti pejabat eselon yang terpecah dalam beberapa blok. Selain itu, sikap pongah orang-orang dekat Suhardiman telah membuat pendukung Suhardiman lainnya menggeser arah dukungannya
Jika Adam Sukarmis mampu memanfaatkan kondisi ini maka elektabilitas Adam Sukarmis akan terus menguat. Penguatan ini harus ditambah lagi dengan isu-isu populis atau isu-isu yang pro rakyat. Dan yang paling penting, penguatan ini harus dikawal sampai hari H.
Tapi dengan membangun isu saja tentu tidak bisa memenuhi ekspektasi. Karena itu tim Adam Sukarmis harus memulai aksi nyata dengan metoda gerilya. Kenapa gerilya. Sebab kunjungan formal seperti incumbent akan menelan banyak biaya
Dan lagi aksi gerilya hasilnya lebih akurat dari kunjungan formal. Ini harus dilakukan secepatnya. Sebab setakat ini Adam Sukarmis memang dikategorikan sebagai calon yang berani. Untuk menghadang incumbent, ia berpasangan dengan seorang politisi dari partai yang sama
Kendati begitu, dari analisis KuansingKita semua ekspektasi Adam Sukarmis untuk pilkada baru sebatas spekulasi, seperti spekulasi berpasangan dengan etnis Jawa akan mendominasi suara etnis Jawa, atau spekulasi tentang dukungan di titik lainnya.
Spekulasi inilah yang harus didukung dengan strategi yang mumpuni agar spekulasi ini mampu memenuhi ekspektasi atau benar – benar menjadi kenyataan. Tanpa aksi nyata dan strategi yang mumpuni maka spekulasi tidak akan pernah memberikan hasil yang terbaik (smh)