TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Tahapan Pilkada Kuansing 2024 sudah dimulai Kamis (27/6/2024) lalu. Suhardiman Amby sebagai calon incumbent selalu menjadi perbincangan di ruang publik. Pertanyaan yang muncul, sejauh manakah kekuatan Suhardiman Amby dalam pilkada
Pertanyaan seperti ini wajar saja muncul, Pasalnya dalam Pileg lalu, Partai Gerindra yang dipimpin Suhardiman berhasil meraih 9 kursi DPRD Kuansing dengan perolehan suara 51.432 suara. Padahal sebelumnya Gerindra di DPRD Kuansing hanya meraih 4 kursi saja.
Karena itu, banyak pemerhati Pilkada Kuansing yang berpandangan bahwa Suhardiman Amby tidak akan tersaingi oleh siapapun. Suhardiman Amby tidak mungkin bisa dikalahkan. Suhardiman sudah melenggang menuju kursi Bupati Kuantan Singingi periode 2024 – 2029
Sebenarnya pandangan seperti ini pula yang membuat incumbent Suhardiman Amby over confident atau dipengaruhi rasa percaya diri yang berlebihan. Suhardiman merasa seolah tidak akan ada calon lain yang bisa mengalahkannya. Semuanya dipandang sepele
Padahal, perlu difahami bahwa prilaku pemilih pileg sangat berbeda dengan prilaku pemilih pilkada. Suhardiman tidak bisa memproyeksikan perolehan suara 51.432 suara akan menjadi basisnya dalam pilkada nanti. Kalau angka itu dijadikan basis suara itu jelas sangat keliru
Bahkan dari informasi yang dihimpun KuansingKita, potensi dukungan untuk Suhardiman mulai tergerus. Ini disebabkan sikap dari orang-orang di sekitarnya yang terkesan pongah. Sikap ini sangat tidak disukai oleh sebagian pendukung Suhardiman lainnya
Namun yang perlu menjadi catatan, potensi dukungan Suhardiman sangat rapuh secara politik elektoral. Selain dari titik-titik di wilayah hilir yang dibangunnya sejak lama, Ia hanya mengandalkan loyalitas keluarga besar PNS dan pegawai honor.
Pendukung yang dibangun dari loyalitas PNS adalah pendukung pragmatis yang sangat mudah menggeser pilihan ataupun dukungannya. Sebab akar dari alasan PNS dan keluarga besarnya memberikan dukungan adalah kepentingan.
Kendati begitu, peru luga jadi catatan, Suhardiman kalau bergerak dalam politik elektoral selalu menerapkan konsep. Seperti pileg lalu, kekuatan Gerindra di Kuansing bukan didukung sosok calon tapi sepenuhnya didukung konsep Suhardiman yang apik dan jitu sehingga berhasil meraih 9 kursi
Dalam pilkada 2024 ini, Suhardiman dipastikan juga punya konsep. Setidaknya itu bisa terlihat dari jaringan – jaringan yang dibangunnya. Jika rival Suhardiman bergerak dengan metode konvensional maka dipastikan sulit untuk mengalahkan incumbent
Suhardiman dalam kondisi kokoh hanya bisa dikalahkan lewat konsep gerakan. Tapi apakah dukungan untuk Suhardiman masih kokoh sampai saat ini, inilah yang perlu dipelajari oleh tim sukses rivalnya.
Apalagi saat ini banyak sesalan yang dialamatkan kepada Suhardiman, mulai dari sikap orang-orang di sekitarnya sampai akselerasi pembangunan yang terus dipertanyakan. Semoga Suhardiman mampu mengatasi dan membenahi semua ini
Kenapa akselerasi pembangunan menjadi topik sorotan. Ini disebabkan dalam kepemimpinannya selama ini, Suhardiman tidak punya program unggulan, sehingga tidak terlihat perkembangan akselerasi yang menjadi tolok ukur seorang pemimpin
“ Suhardiman tidak punya program unggulan seperti H Sukarmis dan H Mursini,” ujar seorang wartawan di PWI Kuansing (smh).
FOTO Dok Pemkab Kuansing