TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Sebanyak tujuh orang yang masuk nominasi bakal calon wakil bupati pasangan Suhardiman Amby, diwawancarai di Sekretariat DPD Gerindra Riau, Pekanbaru, Jumat (28/6/2024)
Sumber KuansingKita di kubu Suhardiman Amby, Andi Cahyadi membenarkan proses wawancara yang berlangsung di DPD Gerindra Riau di Pekanbaru. Ia juga memastikan tujuh orang telah diundang untuk mengikuti wawancara
Mulanya Andi Cahyadi menutupi nama-nama yang telah diundang wawancara. Namun setelah didesak, Andi Cahyadi membeberkan nama tujuh orang yang telah diundang untuk mengikuti wawancara di Sekretariat DPD Gerindra Riau di Pekanbaru.
Kepada KuansingKita Andi Cahyadi mengungkapkan nama-nama yang telah diundang ke Sekretariat DPD Gerindra Riau di Pekanbaru, semuanya warga Kuansing yang berdomisili di Kuantan Singingi. Dua dari tujuh nama itu politisi perempuan
“ Mereka semuanya, H. Halim, Sardiyono, Komperensi, Pedrios Gusni, Pebri Mahmud, Muhlisin, Juniwarti,” ungkap Andi Cahyadi
Dari informasi yang dihimpun KuansingKita, sejumlah nama seperti H. Halim, Juniwarti, Muhlisin, Pebri Mahmud, Sardiyono, Pedrios Gusni, tak ingin melewatkan kesempatan ini. Buktinya sejak Kamis malam, mereka sudah berada di Pekanbaru.
Namun demikian, siapakah sebenarnya dari tujuh nama itu yang akan berpasangan dengan Suhardiman Amby dalam pilkada November mendatang. Ternyata keputusan ini tidak pula sepenuhnya berada di tangan Suhardiman Amby
Andi Cahyadi menjelaskan mekanisme pengambilan keputusan di Partai Gerinra tidak sama dg partai lain. Gerindra punya mekanisme tersendiri yang melibatkan DPP dan DPD Partai Gerindra
” DPP dan DPD Gerinra punya kajian dan pertimbangan tersendiri dalan mengambil keputusan yang bersifat strategis,” jelas Andi Cahyadi.
Kendati begitu, di ruang publik kini beredar isu tentang sejumlah nama yang berpeluang untuk berpasangan dengan Suhardiman Amby. Ada nama Pebri Mahmud, Sardiyono, Pedrios Gusni bahkan H. Halim juga diisukan sangat berpeluang berpasangan dengan Suhardiman Amby.
Namun jika H. Halim berpasangan dengan Suhardiman Amby, peta politik pilkada akan berubah drastis. Peta politik pilkada akan berubah dari tiga pasangan calon menjadi dua pasangan calon. Pasalnya H. Halim tentu tidak jadi membuat poros sendiri
Kalau ini terjadi maka fenomena kotak kosong akan muncul dalam pilkada Kuansing 2024. Rakyat akan memilih dalam pilihan yang sempit, suka pemerintah atau tidak suka pemerintah. Jika suka pemerintah, pilihannya pasti Suhardiman Amby, jika tidak, pasti pilih rivalnya
Dalam kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini, kepercayaan rakyat terhadap pemerintah baik dalam skala nasional maupun lokal, pasti tergerus. Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah akan sangat rendah. Sehingga ancaman fenomena kotak kosong akan terjadi
Namun demikian, memilih berpasangan dengan H. Halim tentu akan memberikan banyak kemudahan pula dalam hal finansial. Sebab gerakan politik, apalagi politik elektoral seperti pilkada tanpa finansial sangat tidak mungkin. Karena itu, peluang H. Halim juga sangat besar
Kendati begitu, politik elektoral tidaklah sesederhana ulasan ini. Banyak carut marut lainnya yang akan merusak agenda-agenda politik elektoral. Ini dipastikan akan menjadi pertimbangan Suhardiman Amby dalam memilih pasangannya nanti
Karena itu pula, semua nama yang muncul dipastikan punya peluang untuk berpasangan dengan Suhardiman Amby. Namun siapakah mereka atau siapakah dia, inilah yang belum bisa terjawab secara lugas. Sebab keputusan ini di tangan Suhardiman Amby atas pertimbangan partai. (smh)