Hati-hati, Kawanan Gajah Liar Berkeliaran di Kawasan Desa Teratak Rendah

TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Kawanan gajah liar sejak Selasa (26/12/2023) berkeliaran di kawasan Desa Teratak Rendah, Kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau
Kepala Desa Teratak Rendah, Nasripan kepada KuansingKita Kamis (28/12/2023) mengatakan kawanan gajah yang berkeliaran di kawasan Desa Teratak Rendah mulai merusak tanaman sawit warga di kawasan Gunung Miring
Menurut Nasripan gajah liar itu mencabut tanaman sawit untuk memakan umbi tanaman. Akibatnya tanaman sawit warga terutama tanaman yang belum lama ditanam bertumbangan dicabut dan dirusak kawanan gajah
Sedikitnya 10 titik ditemukan bekas jelajah dan serangan gajah di kawasan Desa Teratak Rendah. Di masing-masing titik ditemukan tanaman sawit bertumbangan setelah dirusak dan dicabut kawanan gajah
Nasripan menyebutkan lokasi gajah berkeliaran hanya 500 meter dari pemukiman warga. Karena itu, sejak Selasa lalu, warga hampir setiap hari berkumpul di kawasan Gunung Miring untuk melakukan penggiringan agar kawanan gajah pergi meninggalkan kawasan desa mereka

Bahkan tambah Nasripan untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan pihaknya juga sudah menghubungi pihak TNTN (Taman Nasional Tesso Nilo) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan untuk meminta bantuan melakukan penggiringan gajah liar.
“ Alhamdulillah, hari ini (Kamis) pihak TNTN sudah berada di TKP,” kata Nasripan
Seperti konfirmasi KuansingKita kepada pihak TNTN beberapa waktu lalu, Mahot atau biasa disebut pawang gajah TNTN, Erwin Daulay mengungkapkan untuk melakukan penggiringan gajah, pihak TNTN memiliki tim Elephant Flying Squad yang didukung 9 ekor gajah jinak yang terlatih.
Untuk menjalin rasa keakraban, masing-masing gajah jinak diberi nama serupa nama manusia seperti Lisa, Rahman dan lainnya. Gajah jinak ini diturunkan ketika tim melakukan penggiringan gajah liar agar kembali ke areal konservasi
Saat melakukan penggiringan, papar Erwin, Mahot atau Pawang harus duduk di atas punggung gajah jinak yang terlatih. Kemudian secara pelan-pelan mendekati kawanan gajah liar seraya menggiringnya kembali ke areal konservasi
” Saat melakukan penggiringan, Pawang harus memiliki nyali yang kuat. Kadang gajah liar itu menyerang gajah jinak yang ditunggangi,” kata Erwin kepada rombongan PWI Riau beberapa waktu lalu

Terkait kawanan gajah yang kini berkeliaran di kawasan Desa Teratak Rendah, KuansingKita telah menghubungi Erwan dari BBKSDA Riau. Pihak BBKSDA juga berjanji akan ikut turun ke Desa Teratak Rendah dalam waktu secepatnya
“ Kami akan kesana. Hari ini kami lagi observasi harimau yang sudah menyerang ternak warga di Singingi,” kata Erwan
Berdasarkan catatan KuansingKita, Taman Nasional Teso Nilo (TNTN) memang menjadi areal konservasi gajah.  Namun sempitnya ruang jelajah gajah di kawasan TNTN saat ini membuat kawanan satwa bongsor ini berkeliaran keluar dari zona inti.
Dari 81.000 hektar areal TNTN, sekitar 67.000 hektar sudah menjadi lahan perkebunan warga dan korporasi. Sisanya hanya 14.000 hektar saja yang masih berstatus hutan primer yang menjadi areal konservasi gajah
Kondisi dengan ruang sempit ini diperburuk lagi oleh ulah salah satu korporasi yang mengganti tanamannya dengan eucalyptus. Tentu kawanan gajah jadi tersiksa. Hewan bongsor ini tak tahan dengan aroma eucalyptus, akhirnya berkeliaran keluar hingga memasuki wilayah Kuansing
Bahkan dari catatan KuansingKita kawanan gajah memasuki kawasan Desa Teratak Rendah dan merusak tanaman sawit warga sudah terjadi berulangkali. Jika tidak segera dicarikan langkah antisipasi, bisa jadi, kedepan akan terjadi lagi (smh)

 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...