TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Perang dunia ke 3 sepertinya telah diambang pintu. Ketegangan NATO dengan Rusia terus meruncing. Kini NATO telah menyagakan pasukaannya dengan kekuatan 300 ribu personil
Seperti dilansir CNBC Indonesia, dalam sebuah pernyataan pers, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO telah melakukan perombakan besar dalam pertahanan kolektif Perang Dingin.
“Kami akan mengubah Pasukan Respons NATO dan meningkatkan jumlah pasukan kesiapan tinggi kami menjadi lebih dari 300.000,” ujar Stoltenberg seperti dikutip CNBC International, Senin, (27/6/2022).
Angka 300 ribu ini menurut Stoltenber merupakan peningkatan yang cukup besar hingga mencapai 650 persen. Sebelumnya, pasukan siaga NATO hanya berjumlah 40 ribu personil.
Pasukan ini akan berlatih bersama dengan pasukan pertahanan dalam negeri agar terbiasa dengan fasilitas medan lokal, sehingga mereka dapat merespons dengan lancar dan cepat terhadap keadaan darurat apa pun.
KTT NATO akan digelar hari ini Selasa (28/6/2022) di Madrid, Spanyol. Stoltenberg mengatakan KTT NATO di Madrid ini akan mentransformasi banyak keputusan-keputusan penting termasuk konsep strategis baru untuk realitas keamanan baru
Apalagi menurutnya, serangan Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu merupakan ancaman langsung bagi aliansi NATO. Serangan Rusia ini dimulai saat Kyiv sedang berupaya untuk bergabung dengan NATO
Dari serangan ini, kata Stoltenberg, negara-negara Baltik anggota aliansi NATO seperti Lithuania, Estonia, dan Latvia merasa tidak nyaman. Mereka cemas bahwa Rusia bisa saja menyerang mereka.
Khusus Lithuania, negara itu sedang bersitegang terkait pelarangan perlintasan kereta Rusia yang ingin melaju ke wilayah enklave milik Moskow di Laut Baltik, Kaliningrad.
Tak hanya negara Baltik, ancaman serangan Rusia juga disuarakan oleh dua negara kandidat anggota NATO, Finlandia dan Swedia. Dua negara Skandinavia itu, ikut mencemaskan serangan Rusia ke Ukraina.
Dua negara Skandinavia itu cemas bahwa suatu saat Rusiaa yang berjuluk Negeri Beruang Putih itu bisa melakukan serangan militer ke wilayah mereka.
Karena itu pula NATO berupaya meningkatkan kesiagaan dengan menambah jumlah pasukan kesiapan tinggi dari 40 ribu personil menjadi 300 ribu lebih personil.
“Kami akan meningkatkan jumlah pasukan kesiapan tinggi menjadi lebih dari 300.000 personil,” ujar Stoltenberg Senin kemaren (smh)