TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Anggota DPRD Riau dari Dapil Inhu-Kuansing, Dr Mardianto Manan MT meminta Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi memberikan tindakan tegas terhadap pelaku pengrusakan lingkungan di Riau terutama di Kuantan Singingi
Pemerhati lingkungan hidup ini mengatakan dari sejumlah daerah di Riau, daerah Kuantan Singingi mengalami tingkat kerusakan lingkungan yang sangat serius. Bahkan dampak dari kerusakan lingkungan di Kuantan Singingi ini telah pernah menimbulkan bencana banjir bandang yang menghanyutkan sejumlah bangunan rumah
Kepada KuansingKita Dr Mardianto Manan MT mengatakan sejauh ini memang ada upaya penertiban yang dilakukan pihak Polres dan Polsek. Namun upaya yang dilakukan pihak Polres dan Polsek ini tidak membuat aktivitas pengrusakan lingkungan berhenti
Malah, menurut Mardianto, aktivitas pengrusakan lingkungan seperti penambangan emas liar di Sungai Kuantan, Sungai Singingi dan sungai-sungai kecil lainnya semakin marak dan tak terkendali. Sangat dikhawatirkan katanya kalau dalam aktivitas illegal ini ikut terlibat oknum aparat.
“ Kita minta tim Polda Riau turun untuk memastikan apakah dalam aktivitas illegal ini ada terlibat oknum aparat,” kata Mardianto
Mardianto mengatakan pihaknya mengkhawatirkan keterlibatan oknum aparat setelah membaca pemberitaan tentang upaya penertiban yang membakar peralatan tambang. Hampir semua yang dibakar adalah peralatan tambang berskala kecil menggunakan mesin Dompeng dan Robin
Sementara aktivitas penambangan liar menggunakan alat berat cukup marak di Kuansing. Ini ktanya pasti didanai para pemodal yang kuat, tidak sama dengan penambang liar menggunakan mesin Robin. Namun sejauh ini para penambang liar berskala besar ini aman-aman saja.
Pakar Lingkungan Hidup Dr Elviriadi juga meminta Kapolda Riau untuk menindak tegas para pelaku pengrusakan lingkungan di Riau. Soalnya jaringan para pelaku pengrusakan lingkungan di Riau seperti penambangan liar di Kuantan Singingi sangat kuat dan harus diputuskan segera mata rantainya
Dari aktivitas penambangan emas liar di Kuantan Singingi, Dr Elviriadi memperkirakan telah terjadi penumpukan merkuri di tanah dan air. Pasalnya aktivitas penambangan emas liar itu menggunakan merkuri untuk memisahkan biji emas dari bebatuan sampai dengan proses pemurniannya
Padahal kata Dr Elviriadi merkuri yang digunakan para penambang liar itu sangat berbahaya bagi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Paparan yang tinggi terhadap merkuri dapat berupa kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan sistem urologi.
“ Mungkin sekarang dampak merkuri itu belum terlihat tapi nanti pasti akan berdampak terhadap keberlangungan kehidupan mnusia dan makhluk hidup lainnya, ” kata Dr Elviriadi
Selain itu, tambah Dr Elviriadi, aktivitas penambangan liar ini juga berdampak bagi daerah aliran sungai. Struktur dasar sungai rusak sehingga mengganggu pengembangbiakan jenis ikan di perairan sungai. Migrasi ikan dari hulu ke hilir juga terganggu sehingga akan terjadi kelangkaan jenis ikan tertentu.
Belum lagi katanya daerah tangkapan air di bantaran sungai akan hilang lantaran dilalui alat berat. Akibatnya retensi air menjadi rendah, banjir pun mudah terjadi di wilayah bagian hilir sungai.
“ Aktivtas penambangan itu juga menimbulkan erosi tebing sungai yang berakibat pada pendangkalan sungai serta sedimentasi yang membuat hilir sungai menjadi genangan,” kata pakar lingkungan yang cukup kondang di Riau ini
Dari pantuan KuansingKita, ada sejumlah titik di Kuantan Singingi yang selalu menjadi langganan aktivitas penambangan emas liar berskala besar menggunakan belasan alat berat seperti di Desa Sungai Alah, Kecamatan Hulu Kuantan.
Bahkan di kecamatan ini tidak terhitung titik penambangan liar berskala kecil Namun sejauh ini belum terlihat tindakan tegas dari Polres Kuansing terhadap pelaku penambangan emas liar di Desa Sugai Alah begitu juga dengan titik lainnya di Hulu Kuantan
Di Kecamatan Benai juga marak aktivitas penambangan emas liar. Di kecamatan ini ada penambangan emas liar di areal persawahan seprti di Gunung Kesiangan. Bahkan di Kecamatan Benai juga ada penambangan di badan Sungai Kuantan.
Di kawasan Desa Sawah Taluk yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dari Polsek Kuantan Tengah juga ada aktivitas penambangan emas liar di badan Sungai Kuantan. Aktivitas ini sering dilakukan pada larut malam
Hebatnya aktivitas penambangan emas liar di sejumlah titik di Kuantan Singingi ini selalu berlindung di balik kesulitan ekonomi dengan alasan mencari makan.
Karen itu pakar Lingkungan Dr Elviriadi meminta Kapolda Riau memberikan perhatian serius terhadap aktivitas penambang liar di Riau terutama di Kuantan Singingi.
“ Saya melihat fenomena PETI di Kuansing sudah akut. Jaringan pemain sudah menguat. Oleh karena itu harus ada tekad bulat dari Kapolda, Kapolres dan Pemkab Kuansing. Putuskan mata rantai pihak pihak yang bermain di balik layar,” tandas Dr Elviriadi.(smh)