TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Kelompok milenial yang selalu mengedepankan nalar dan akal sehat termasuk generasi muda yang paling kritis di Kenegerian Telukkuantan. Kini mereka menyatakan sikap siap berjuang memenangkan H. Mursini – Indra Putra
Sikap generasi muda yang kritis ini disampaikan tokoh muda, Wahyu Diputra dalam sambutannya pada acara pembukaan sarasehan bertajuk “ Peran dan Peluang Milenial di Era 4.0”. Acara ini digelar di lantai atas India Kuliner, Selasa (24/11/2020) malam
Dalam sambutannya Wahyu Diputra mengucapkan syukur bahwa generasi milenial masih memiliki sesuatu yang hari ini banyak orang kehilangan yakni nalar dan akal sehat. Ketika perantukan politik saat ini semakin keras, orang-orang mulai kehilangan nalar dan akal sehat.
Wahyu mengaku sangat gembira karena mendapat kesempatan berbicara di tengah kaum, di tengah generasi yang masih mengedepankan nalar dan akal sehat. Kegembiraan lain yang Ia rasakan adalah kegiatan yang ditaja ini merupakan paradigma baru dalam gerakan politik
Menurut Wahyu sejatinya gerakan politik adalah upaya untuk meraih kekuasaan. Sementara hari ini kaum milenial menghadirkan ke tengah masyarakat bahwa politik bukan sekedar mengejar kekuasan. Politik juga memiliki fungsi memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Malam ini kata Wahyu kaum milenial akan mendeklarasikan kepada masyarakat Kuantan Singingi bahwa bagi kaum milenial politik bukan sekedar meraih kekuasaan. Kaum milenial menginginkan setiap gerakan politik, setiap partai politik mestilah bertransformasi menjadi mesin-mesin produksi pemikiran
“ Hari ini, melalui kegiatan ini, kaum milenial akan mulai memproduksi pemikiran-pemikiran. Jika sebelumnya politik hanya menawarkan perpecahan, pembelahan. Terimalah salam dari kami Milenial Bermitra, kami mengundang semuanya untuk Bermitra bersama kami memajukan Kuantan Singingi,” kata Wahyu
Kepada kubu manapun Wahyu mengingatkan bahwa Milenial Bermitra menolak pembelahan, menolak perpecahan. Milenial Bermitra ingin setiap orang, setiap elemen di Kabupaten Kuantan Singingi bekerja bersama dalam kemitraan.
Mengupas tema yang diusung dalam sarasehan yaitu peran generasi milenial, Wahyu mengatakan generasi milenial lahir di sebuah peradaban yang telah maju. Sebuah peradaban yang teknologinya cukup maju. Dunia kesehatan cukup maju. Sehingga generasi milenial tumbuh dalam angka yang cukup tinggi.
Kini generasi milenial berada dalam usia produktif. Ketika generasi milenial mampu berjaya menciptakan produksi-produksi maka angka yang besar dalam generasi milenial bukan lagi menjadi persoalan kependudukan. Generasi milenial akan berubah menjadi bonus demografi
Kalianlah kata Wahyu generasi milenial yang akan membawa negeri ini maju, negeri ini berkembang dengan syarat negeri ini harus tumbuh dalam keadaan yang demokratis. Negeri ini harus terbuka bagi segala orang, negeri ini tidak boleh dikuasai oleh oligarki politik, oleh dinasti politik atau dikangkangi oleh kekuasaan modal
“ Sepakaaat,” kata Wahyu dijawab milenial yang hadir dengan suara bulat, “ Sepakaaaat”
Wahyu melanjutkan dengan menggunakan akal sehat dan nalar yang sehat, kaum milenial dapat memilih bahwa dari beberapa paslon yang ditawarkan, pilihan yang masuk akal untuk membawa pesan-pesan damai dan keinginan untuk maju adalah pasangan H. Mursini – Indra Putra.
“ Sepakat kita perjuangkan pasangan H. Mursini – Indra Putra ini, sepakat kita merawat demokrasi,” teriak Wahyu Diputra, dijawab seluruh milenial yang hadir dengan suara gegap gempita “Sepakaaat. Lanjutkaaan”.
Acara sarasehan bertajuk “ Peran dan Peluang Milenial di Era 4.0” yang ditaja milenial Desa Koto Taluk ini dihadiri langsung Calon Wakil Bupati Bermitra, Indra Putra. Sedangkan Calon Bupati Bermitra H. Mursini bersama Musliadi datang beberapa menit sebelum acara usai. Mereka sengaja buru-buru datang dari kampanye di Pucuk Rantau.
Dalam kesempatan itu H. Mursini menyumbangkan lagu “Kemesraan” sementara Indra Putra memainkan gitar akustik. Momen ini disambut tepuk tangan riuh milenial yang hadir. Bahkan seluruh milenial yang hadir ikut bernyanyi bersama H. Mursini dan Indra Putra. (smh)