TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Dokter Fahdiansyah SPOG yang lebih sering disapa Ukup, beberapa pekan lampau dilantik sebagai Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cabang Kuantan Singingi.
Fahdiansyah UKup dilantik setelah terpilih dalam pemilihan yang digelar beberapa hari sebelumnya. Dalam pemilihan, Fahdiansyah Ukup didukung oleh suara dominan yakni 37 suara dari 43 jumlah pemilih.
Disaat Ukup terpilih sebagai Ketua Cabang IDI Kuantan Singingi, pemilik Klinik Utama Malikha ini sebenarnya tengah digadang-gadangkan sebagai balon Bupati Kuantan Singingi. Ia akan berpasangan dengan Jon Tikal dari Partai Demokrat.
Namun menurut Wakil Ketua IDI Wilayah Riau, DR dr Syamsul Bahri SPOG tidak ada masalah Ketua IDI ikut sebagai kontestan Pilkada. Ia mengatakan dari sisi historis, IDI dan kegiatan sosial politik di negeri ini bagaikan dua sisi mata uang yang tak mungkin dipisahkan.
IDI memang terbentuk sejak 1950. Tapi cikal bakal IDI sudah tumbuh di negeri ini sejak 1911. Organisasi kedokteran di masa itu diberi nama Vereniging van lndische Artsen. Dokter JA Kadayu ditunjuk sebagai ketua perkumpulan ini.
Selain itu, tercatat pula nama-nama tokoh dr Wahidin, dr Soetomo, dr Tjipto Mangunkusumo yang namanya diabadikan untuk Rumah Sakit Pusat Jakarta. Mereka adalah tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan, tokoh-tokoh pergerakan sosial politik di masa penjajahan.
Karena itu kata Syamsul Bahri, jika saja ada pengurus maupun anggota IDI yang akan ikut sebagai kontestan dalam Pilkada maka IDI Wilayah Riau akan memberikan dukungan. Sejarah telah mencatat, IDI dengan kegiatan sosial politik di negeri ini tidak bisa dipisahkan.
Saat ditanya apakah ikhlas melepaskan dr Fahdiansyah jika terpilih nanti sebab IDI Cabang Kuantan Singingi juga tengah membutuhkan sosok Fahdiansyah Ukup. Menjawab ini Syamsul Bahri secara tegas mengatakan ikhlas.
Ia menyebutkan ada tiga dokter di Riau yang berencana maju dalam Pilkada. Itu katanya suatu hal yang wajar, sebab seorang dokter mampu ditugaskan menjalankan roda pemerintahan. Ini akan sangat berbeda dengan orang yang bukan dokter diminta menjalankan tugas-tugas dokter.
“ Dokter mampu menjalankan tugas pemerintahan, tapi ingat tidak semua orang mampu ditugaskan sebagai tenaga dokter,” kata Syamsul Bahri diiringi tawa renyahnya.
Dokter Fahdiansyah Ukup ketika dikonfirmasi KuansingKita selepas acara pelantikan beberapa pekan lampau belum mau berkomentar panjang. Dokter jebolan Universitas Pajajaran Bandung ini belum mau bicara politik Pilkada.
“ Kita ASN ada etika, tunggu saja waktunya,” kata Fahdiansyah Ukup dengan nada yakin.(kkc)