TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Pemerintah Cina marah atas publikasi 400 lebih halaman dokumen Partai Komunis Cina yang sensitif oleh New York Times. Dokumen itu menghubungkan Presiden Xi Jinping dengan pusat penahanan massal di Xinjiang.
Informasi yang dirangkum dari Tempo.co edisi Selasa (19/11/2019) dokumen-dokumen, yang diterbitkan oleh New York Times pada 16 November, merupakan salah satu kebocoran data terbesar dari dalam pemerintah Cina.
Pengungkapan dokumen itu memberikan informasi kebijakan rahasia di sekitar penahanan massal yang berkelanjutan terhadap agama dan etnis minoritas.
Menurut Departemen Luar Negeri AS hingga 2 juta orang yang sebagian besar Muslim Uighur serta kelompok-kelompok minoritas lainnya telah ditahan tanpa proses hukum di kamp-kamp penahanan.
Pemerintah Cina pada awalnya membantah keberadaan kamp itu tetapi sekarang mengatakan kamp itu adalah pusat pelatihan kejuruan sukarela, bagian dari program di seluruh wilayah yang dirancang untuk mengekang ekstremisme Islam.
Tetapi dokumen internal partai yang diterbitkan New York Times menunjukkan ada diskusi yang jelas tentang penahanan massal minoritas Muslim. Seorang pejabat tinggi memerintahkan stafnya untuk mengumpulkan semua orang yang harus ditangkap.
Sementara itu, informasi yang dirangkum dari CNN Indonesia edisi Senin (18/11/2019), dokumen internal pemerintah Cina yang bocor ke media telah menunjukkan bahwa Presiden Xi Jinping memerintahkan para pejabat untuk bertindak “tanpa belas kasih” terhadap etnis minoritas Muslim di Xinjiang, Uighur.
Dokumen ini diungkap oleh seorang anggota lembaga politik di China. Ia berharap pengungkapan dokumen itu bisa mencegah pemerintahan Xi “lolos dari kesalahan terkait penahanan massal.”
Dokumen setebal 403 halaman yang berhasil didapat The New York Times itu juga mengungkap pidato dan arahan Xi kepada para bawahannya untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap populasi etnis Uighur yang sebagian besar tinggal di Xinjiang.
Sedangkan CNBC Indonesia edisi Senin (18/11/2019) mengangkat berita ini dengan judul “Dokumen China Soal Muslim Uighur Bocor, Isinya : Tak Ada Ampun”. Media ini juga menyajikan lead berita tentang nasib tragis muslim Uighur di wilayah Xinjiang.
Seperti dilansir CNBC Indonesia, gambaran baru yang tragis dari nasib kaum minoritas muslim Uighur di wilayah Xinjiang, China mencuat ke public melalui sebuah dokumen yang bocor pada Minggu (17/11/2019).
Dalam dokumen itu disebutkan bahwa Presiden China Xi Jinping memerintahkan para pejabat untuk bertindak tanpa belas kasihan terhadap separatisme dan ekstremisme warga Uighur dan minoritas Muslim di Xinjiang, China. (kkc/ sumber tempo.co. CNN Indonesia, CNBC Indonesia)