Bila Bill Gates tanpa sengaja menjatuhkan seribu dolar atau 14 juta rupiah dan butuh waktu empat detik mengambilnya kembali, ia dapat saja mengabaikannya karena dalam empat detik yang sama, jumlah uang dalam rekeningnya telah bertambah seribu dolar.
Bos Facebook Mark Zuckerberg mungkin paling cepat butuh dua menit untuk menggosok gigi, dan selama dua menit itu kekayaannya bertambah Rp 834 juta. Sekali matanya berkedip ia diganjar sekitar Rp 7 juta oleh semesta raya (berdasarkan rilis Forbes, Maret 2018).
Empat detik Bill Gates setara dengan setahun upah pekerja biasa menyedihkan di sudut Mozambik atau Togo di Afrika. Lalu apa yang salah di planet ini ketika ada surga dan neraka yang hadir serentak.
Selena Gomez diganjar 7,4 miliar untuk sekali posting di Instagram, dan Cristiano Ronaldo 5,4 miliar. Sementara seorang netizen acak harus mencekik kartu kreditnya untuk dapat posting tentang satu lokasi eksotis biasa-biasa saja, lalu diganjar beberapa like penuh kepalsuan (like balasan).
Apakah Tuhan telah tertidur? Tuhan tidak pernah tidur satu nanodetik sekalipun. Selalu ada alasan untuk Bill dan Zuckerberg serta para super crazy rich lainnya menjadi sangat kaya. Mereka sekaligus adalah penderma paling super. Filantropis paling radikal dari siapapun yang paling bercita-cita menjadi kaya raya.
Bos Microsoft, Bill Gates adalah penyantun paling gila sejagat raya. Sedikitnya USD 27 miliar telah dialirkan melalui yayasan amal miliknya, Bill & Melinda Gates Foundation.
CEO berjuluk Oracle of Omaha, Warren Buffett juga menjadi filantropis yang paling dermawan. Ia telah menyumbang USD 21,5 miliar. Sedangkan orang terkaya dunia asal India Azim Premji didaulat sebagai filantropis dunia, usai menyedekahkan US$8 miliar dari kantong pribadinya.
Sementara Mark Zuckerberg seperti dicatat CNBC, menjadi pria muda yang juga dijuluki sebagai filantropis paling dermawan abad ini. Ia diketahui menyumbang US$1,9 miliar untuk badan amal yang dibuatnya, Chan Zuckerberg Foundation.
Sebelumnya, Mark juga pernah dinobatkan sebagai crazy rich muda paling dermawan di Amerika Serikat setelah menyumbang USD 990 juta pada 2014. Pula Cristiano Ronaldo dan Selena Gomez tak henti terlibat dalam banyak aksi filantropi.
Sejarah Islam juga mencatat para miliarder zaman Nabi Muhammad yang sekaligus adalah filantropis. Di antara mereka yakni Abdurrahman bin ‘Auf, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin ‘Ubaydillah dan Sa’d bin Abi Waqqash. Kekayaan mereka bila dikonversi ke dalam rupiah sekarang mencapai triliuan rupiah per orang.
Sebagaimana akar katanya, filantropi dari Yunani terbagi pada philein berarti cinta, dan anthropos berarti manusia. Mereka memiliki energi cinta yang paripurna pada kemanusiaan dan empati yang besar pada penderitaan. Filantropi disepadankan dengan altruisme, suatu istilah yang dicetus filsuf Auguste Comte yang menunjuk pada orang yang memberikan perhatian pada orang lain, tanpa mementingkan dirinya sendiri.
Altruisme berdasarkan satu dalil dalam Hukum Emas (The Golden Rules): lakukan pada orang lain apa yang kita ingin orang lain lakukan pada kita. Atau jangan lakukan pada orang lain, apa yang kita tidak ingin orang lain lakukan pada kita.
Kehidupan akan jadi sangat mudah dan nyaman bila di tiap semua kita mulai ditaburkan benih filantropi dan altruisme. Menaburkan kebaikan, kebaikan akan datang berlipat ganda. Stop berbuat keburukan karena keburukan setara akan mendatangi kita. Semudah itu sebenarnya, tapi susah implementasinya karena bawah sadar kita telah dipenuhi energi negatif dan pola hidup yang menempel pada tragedi.
Prinsip Pareto 8:20 mendapati jalan keemasannya hingga ke wilayah transenden. 80 persen kekayaan dunia dikuasai hanya oleh 20 persen penghuninya.
Dari 20 persen tersebut telah menempuh jalan radikal bagi kemanusiaan. Radikal dalam arti positif -mengutip KBBI- berarti maju dalam berpikir dan bertindak. Satu pikiran radikal yang positif ini seperti Bill Gates pernah berjanji untuk menyumbangkan seluruh kekayaannya dan menyisakan hanya 15 persen.
Radikal adalah mengubah hal yang mendasar dan prinsip dengan cepat dan paksa, dapat kita terapkan untuk mengubah jalan hidup kita dengan melihat semua fenomena secara positif, bila perlu dengan membalikkan tragedi jadi komedi. Misalnya bila Zuckerberg sekali kedip dapat Rp 7 juta, maka kita sekali bersin saja bisa menghamburkan jutaan virus influenza ke udara dengan kecepatan hingga 160 kilometer per jam. Hebat mana? ~MNT (Sumber Kompasiana)
Muhammad Nasir Tahar penulis Kompasiana, writerpreuner sejati, budayawan dan pencinta filsafat bermastautin di Batam