TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Virus jembarana yang mengancam kematian sapi memang tengah diresahkan peternak di seluruh wilayah Indonesia. Tidak saja di wilayah timur, kini virus Jembrana juga sudah menyerang ternak sapi di wilayah barat Indonesia termasuk di Kuantan Singingi.
Kepala Dinas Pertanian, Emerson yang dikonfirmasi KuansingKita melalui Kabid Peternakan Adri Perdana kepada KuansingKita mengungkapkan virus jembrana mulai terdeteksi menyerang ternak sapi di Kuansing sejak 2016 lalu. Bahkan sampai kini, kematian sapi yang diduga terserang virus jembaran masih ditemukan.
Menurut Kabid Peternakan Adri Perdana, untuk semester pertama tahun 2019 ini tercatat sekitar 50 ekor ternak sapi mati setelah terserang virus Jembrana. Padahal katanya langkah antisipasi untuk meredam tingkat kematian ternak sapi akibat virus Jembrana sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
“ Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) sudah memberikan vaksinasi kepada ternak sapi petani. Namun upaya ini belum membuahkan hasil maksimal,” ujar Adri
Ia menambahkan vaksin yang diberikan kepada ternak sapi merupakan bantuan Pemrov Riau. Vaksin ini diberikan ke Dinas Pertanian Kabupaten Kuantan Singingi sesuai kebutuhan. Hanya saja katanya di lapangan sering peternak menolak pemberian vaksin kepada ternaknya.
Adri menyebutkan saat ini populasi ternak sapi di Kuantan Singingi sekitar 22.000 ekor. Jumlah ini bukan saja sapi kampung tapi juga termasuk jenis Brahman dan Simmental. Populasi sapi ini tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kuansing.
Petugas PPL kata Ardi setiap saat memantau kondisi di lapangan. Setiap ternak sapi yang sakit terindikasi virus jembrana dilaporkan. Namun demikian ada juga yang lepas dari pengamatan petugas PPL seperti ternak yang kemudian dijual.
Adri meyakini tingkat penyebaran virus jembrana di Kuansing sudah menurun. Kini kondisinya jauh lebih kecil dibanding daerah lain di Indonesia. Namun Adri tidak berani memastikan Kuansing telah bebas dari penyebaran virus jembarana. Soalnya masih ditemukan kematian sapi akibat virus jembrana.
“ Semester pertama tahun ini tingkat kematian sapi mencapai 50 ekor,” kata Adri
Berdasarkan catatan KuansingKita, sapi yang terserang virus jembrana biasanya demam dengan suhu tubuh tinggi mencapai 420C. Ternak sapi yang terserang virus jembaran sering mengalami pendarahan di kulit seprti bercak darah karena penurunan trombosit.
Biasanya sapi betina yang sedang bunting jika terserang virus jembarana akan mengalami abortus atau keguguran. Jika petani menemukan sapinya demam dengan suhu tubuh tinggi sebaiknya secepatnya dilaporkan kepada petugas PPL. (kkc)