Saksikan, Siposan Rimbo Dipastikan Ikut Berpacu di Tepian Rajo 18 Juli Mendatang

TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Jalur Siposan Rimbo dari Desa Pauh Angik, Kecamatan Pangean, Kuansing yang absen dalam iven pacu jalur Rayon I di gelanggang Lubuok Sobae, Baserah beberapa hari lalu, kini memastikan diri akan ikut berlaga di ajang pacu jalur Rayon II di gelanggang Topian Rajo, Pangean, Kamis (18/7/2019) hingga Sabtu (20/7/2019).
Ketua panitia jalur Siposan Rimbo, Hamdani yang dikonfirmasi melalui volunteer Juprison kepada KuansingKita mengatakan jalur kebanggan warga Kecamatan Pangean ini memegang Tropy Juara pacu jalur Rayon II.  Karena itu katanya tidak ada alasan bagi Siposan Rimbo untuk tidak ikut serta dalam ajang pacu jalur Rayon II. Tambah lagi gelanggang Topian Rajo berada di “laman” Siposan Rimbo.
Untuk mengikuti ajang Rayon II, jalur yang kini disponsori Pemrov Riau ini, sudah mulai latihan sejak beberapa hari lalu. Latihan “pra Iven” ini menurut Juporison sangat diperlukan. Latihan bukan saja untuk meningkatkan stamina, speed, power dan endurance, tapi juga membiasakan atlet dayung agar serasi kembali dengan Siposan Rimbo.
“ Ini pacu jalur, bukan lomba perahu naga. Jadi anak pacu (atlet dayung,red) harus serasi dengan jalur yang dipacukan,”  ujar Juprison.
Ia menambahkan, jalur Siposan Rimbo ini sangat berat karena dibuat dari bahan kayu yang keras yakni kayu “kuras”. Biasanya kata Juprison, kayu “kuras” ini digunakan untuk bahan membuat kapal kayu karena kayu “kuras” sangat keras, kuat dan tahan air.  Selain itu kayu “kuras”juga sering dijadikan lantai jembatan.  “ Kayu “kuras” itulah bahan jalur Siposan Rimbo,” jelas Juprison
Dari catatan yang dirangkum KuansingKita,  kayu “kuras” masuk dalam kelompok dryobalanops sumatrensis. Deskripsi kayu “kuras” mempunyai ukuran yang besar dan tinggi. Diameter batangnya mencapai 150 centimeter dengan tinggi pohon mencapai 60 meter. Kulit pohon berwarna coklat dan coklat kemerahan di daerah dalam.

Pada batangnya akan mengeluarkan aroma wangi kapur barus bila dipotong. Apalagi untuk kayu kuras dalam kelompok dryobalanops aromatica. Kayu kuras ini ditemukan di Kalimantan dan Sumtaera. Untuk Sumatera kayu kuras banyak ditemukan di Riau. Karena itu di Pelalawan ada kecamatan yang diberi nama Pangkalan Kuras.
Kendati jalur Siposan Rimbo dibuat dari bahan kayu yang keras dan berat, namun menurut Juprison jalur Siposan Rimbo selalu merajai berbagai iven di berbagai gelanggang. Sejak dibuat tahun 2011 lalu jalur Siposan Rimbo sudah 21 kali merebut gelar Juara I baik di ajang pacu jalur Tepian Nerosa maupun di tingkat rayon. Bahkan tahun 2018 lalu, Siposan Rimbo Juara I di gelanggang Tepian Nerosa.
“ Saya masih yakin tahun 2019 ini Siposan Rimbo akan mengulang kembali kesuksesannya tahun lalu,”  ujar Juprison
Memang kalau menyimak hasil final di gelanggang Tepian Nerosa 2018 lalu, jalur Siposan Rimbo tahun ini masih tetap menjadi “momok” bagi lawannya. Dalam final 2018 lalu antara Siposan Rimbo melawan Pangeran Hilir, jalur dari Pauh Angik ini memperlihatkan ketangguhannya. Siposan Rimbo  berhasil meninggalkan Pangeran Hilir jauh tercecer di belakang.
Sementara, dalam iven 2019 ini, iven yang tidak diikuti Siposan, jalur Pangeran Hilir belum tertandingi atau belum terkalahkan oleh lawannya. Artinya jalur papan atas yang akan berpacu tahun ini, dipastikan kelasnya dibawah ataupun kekuatannya sama dengan Pangeran Hilir. Jika Siposan masih setangguh tahun lalu dan Pangeran tidak mengalami peningkatan, berarti Siposan akan sulit dikalahkan
Namun demikian, jika Pangeran Hilir mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, baik dalam kecepatan jalur maupun daya tahan atlet dayungnya, maka akan banyak jalur yang mengancam nama besar Siposan Rimbo. Pasalnya dalam iven di Baserah banyak sekali jalur yang berebut masuk pancang finish saat melawan Pangeran Hilir. Artinya banyak jalur yang kelasnya sama dengan Pangeran Hilir. Jalur-jalur ini ancaman bagi Siposan Rimbo dan ini harus jadi catatan.  (kkc)
Foto Istimewa
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...