GUNUNGTOAR (KuansingKita) – Warga Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Kuansing perlu berjaga-jaga atau meningkatkan kewaspadaan.
Pasalnya bangunan bendungan Sungai Petapahan berpotensi roboh. Kini sayap kiri bendungan sudah jebol diterjang banjir. Sementara hujan masih saja turun
Kepala Dinas PUPR melalui Kabid Sumber Daya Air, Febri Mahmud kepada KuansingKita Rabu malam ini mengaku sangat khawatir karena sayap kiri bendungan sudah jebol diterjang banjir.
Menurut Febri jika debit air terus bertambah sangat berpotensi bangunan utama bendungan akan roboh. Apalagi katanya usia bangunan sudah sangat tua. “Bangunan bendungan itu sudah sangat tua, dibangun tahun 1978 lalu,” katanya
Ia menjelaskan sayap kiri bendungan jebol karena debit air sudah tidak sebanding lagi dengan daya tampung bendungan. Akibatnya tekanan air semakin tinggi sehingga menjebolkan sayap kiri bendungan.
Febri mengatakan upaya perbaikan harus dilakukan secepatnya. Jika terlambat bendungan tak akan berfungsi lagi mengendalikan air. Ini akan berdampak buruk terhadap pemukiman warga. “Upaya perbaikan harus secepatnya,” ujar Febri
Febri mengkhawatirkan jika bangunan bendungan roboh dalam kondisi debit air yang tinggi maka banjir dengan arus yang deras akan terjadi lagi. Karena itu tidak ada alasan untuk menunda upaya perbaikan.
Ia menambahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan bupati agar bisa menggunakan dana bencana alam secepatnya untuk biaya perbaikan. Apalagi kondisi bangunan sangat rentan karena usia bangunan yang sangat tua.
“Kini bupati masih di Jakarta. Sepulangnya bupati kami akan berkoordinasi langsung untuk bisa segera melakukan upaya perbaikan,”kata Febri
Sementara itu Kadis Lingkungan Hidup, Rustam meminta masyarakat Petapahan atau Gunung Toar pada umumnya agar bersama-sama menjaga dan mengawasi bagian hulu sungai dari berbagai aktivitas yang merusak lingkungan. “Semua ini dampak dari kerusakan lingkungan,” kata Rustam.(kkc)