Melihat Kuansing Dalam Seminar Nasional Pariwisata di Padang

PADANG (KuansingKita.com)- Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi tampaknya perlu belajar banyak ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dalam mengelola objek maupun iven wisata atraktif.

Kelebihan Kabupaten Banyuwangi dalam mengelola pariwisata dipaparkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam Seminar Nasional Potensi Pariwisata yang ditaja bersempena Hari Pers Nasional 2018 di Padang, Rabu (7/2/2018).

Abdullah AA memaparkan Kabupaten Banyuwangi yang berseberangan dengan Bali sebenarnya punya tantangan berat dalam mengembangkan industri pariwisata. Namun kegigihan Pemkab Banyuwangi untuk menjadikan kabupaten terluas di Jawa Timur itu menjadi destinasi wisata akhirnya berhasil juga.

Itu katanya dapat dilihat dari tingginya tingkat kunjungan wisata di Banyuwangi saat ini. Selain itu jumlah kunjungan wisata di Banyuwangi juga mengalami peningkatan setiap tahun. ” Tingkat kunjungan wisata di Banyuwangi meningkat setiap tahun 500 hingga 600 persen,”katanya

Menurut Abdullah Azwar Anas untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata,  seluruh potensi wisata di Banyuwangi dikembangkan. Bahkan katanya pelayanan publik di pemerintahan Kabupaten Banyuwangi yang mendapatkan prediket terbaik di Pulau Jawa versi LSM Australia juga menjadi objek wisata.

“Kini banyak sekali turis mancanegara datang sekedar ingin melihat proses pelayanan publik di pemerintahan Kabupaten Banyuwangi. Ini juga peluang untuk memperkenalkan objek wisata Banyuwangi, ” katanya

Abdullah AA mengatakan secara geografis dan demografis Banyuwangi memang sangat menguntungkan. Banyuwangi yang terletak di pinggir laut memiliki banyak pantai nan indah. Bahkan Banyuwangi punya banyak lokasi wisata gunung serta memiliki danau-danau indah dan  hutan alam yang luas.

Sekalipun semua itu kata Abdullah AA merupakan potensi wisata Banyuwangi, namun tanpa pengelolaan yang tepat, pariwisata Banyuwangi tidak akan mampu menarik dan meningkatkan kunjungan wisata. Ia menambahkan, tanpa pengelolaan yang tepat pariwisata Banyuwangi akan membebani keuangan daerah.

Karena  itu, katanya dalam mengelola industri pariwisata pemerintah harus mengambil langkah yang bijak dan tepat. Untuk mengelola pariwisata Banyuwangi, pemerintah berupaya mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Ia mengatakan tanpa dukungan masyarakat pengembangan pariwisata akan bergerak lamban.

Untuk mendapatkan dukungan masyarakat, menurut Abdullah AA pemerintah harus pula mampu memikirkan dan memberikan peluang kepada masyarakat lewat berbagai kegiatan usaha dalam dunia pariwisata. Sehingga masyarakat merasa berkepentingan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata.

Misalnya kata Bupati Abdullah AA, pemerintah  Banyuwangi tidak mengizinkan pembangunan hotel melati. Jika ingin membangun hotel haruslah hotel bintang empat ke atas. Ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki peluang ekonomi dalam pariwisata Banyuwangi.

Masyarakat disarankan membangun homestay. Turis dengan ekonomi lemah  tidak akan memilih hotel bintang empat. Mereka katanya akan memilih menginap di homestay karena hotel melati sangat terbatas.

Jika perizinan hotel melati tidak diketatkan, masyarakat pemilik homestay akan bersaing dengan masyarakat yang memiliki modal. Sehingga masyarakat tidak  bisa memanfaatkan peluang ekonomi melalui homestay ini. Karena itu perizinan hotel melati tidak akan diberikan.

“Ini peluang yang diberikan pemerintah kepada rakyat. Rakyat disarankan membangun homestay. Dan pemerintah tidak memberikan izin untuk hotel melati,” kata Abdullah AA, seraya menambahkan kalau mau bangun hotel di Banyuwangi harus hotel bintang empat keatas.

Upaya lain yang digalakkan pemerintah Banyuwangi dalam membangun industri pariwisata menurut Abdullah AA yakni menggelar karnaval atau iven wisata atraktif setiap minggu. Ini katanya dilakukan pemerintah melalui pembinaan berbagai komunitas.

“Apakah itu komunitas seni, komunitas lingkungan atau komunitas apa saja, mereka diminta secara bergantian menggelar karnaval setiap minggu. Ini sangat siginifikan dalam meningkatkan kunjungan wisata,” papar Abdullah AA

Kalau dibandingkan dengan upaya yang pernah dilakukan Pemkab Kuansing  ataupun dibandingkan dengan kemampuan  Pemkab Kuansing dalam mengembangkan industri pariwisata, tentulah Kuansing sangat jauh tertinggal.

Bagaimana tidak, iven pacu jalur yang berhasil meraih penghargaan terbaik API 2017, nyatanya tidak mampu dikembangkan sebagai motor penggerak industri  pariwisata di Kuansing. Sedihnya, iven ini justeru menguras dana APBD saja setiap tahun anggaran. Sedangkan manfaatnya secara ekonomi belum lagi dinikmati masyarakat sepenuhnya.

Untuk itu, pemkab Kuansing melalui dinas terkait harus berupaya menemukan langkah yang tepat untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Kuansing. Langkah itu bisa dilakukan melalui berbagai seminar atau dalam bentuk kajian lainnya. (Said Mustafa Husin)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...