Deforestasi Mulai Timbulkan Dampak Lingkungan di Kuansing

TELUKKUANTAN (KuansingKita.com) – Deforestasi atau penebangan liar yang merajalela di Kuansing sejak beberapa tahun lalu kini mulai menimbulkan dampak lingkungan. Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kuansing.

Penebangan liar di kawasan hutan produksi terbatas Batang Lipai Siabu, Kecamatan Hulu Kuantan telah menimbulkan dampak banjir yang merendam Desa Mudik Ulo dan Desa Inuman, Kecamatan Hulu Kuantan , Sabtu (13/4/2017)

Akibatnya, kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan Jake-Lubukambacang terganggu. Badan jalan terendam air hinggu lutut orang dewasa, bahkan di beberapa titik ketinggian air hingga pinggang orang dewasa.

Selain itu, banjir juga merendam rumah kediaman warga. Kendati banjir di Kecamatan Hulu Kuantan tidak merenggut korban jiwa, namun banjir bandang yang datang dini hari sekitar Pukul 3.00 wib, membuat warga tidak sempat menyelamatakan perabotan rumah tangga.

Di Muaralembu, Kecamatan Singingi, juga terjadi banjir bandang. Air Sungai Lembu Keruh menggerus badan jalan. Aibatnya badan jalan terkikis hingga dua meter bahkan mencapai aspal jalan.

Kendati kondisi ini tidak menggangu kelancaran arus lali lintas, namun pengendara harus ekstra hati-hati agar tidak terperosok ke badan jalan yang tergerus. Sejauh ini belum terlihat dilakukan upaya perbaikan di titik badan jalan yang tergerus.

Sejumlah sumber menyebutkan banjir bandang di Muaralembu juga disebabkan penebangan liar di sejumlah hutan di kawasan itu, seprti Hutan Konservasi Bukit Rimbang Baling dan Hutan Produksi Terbatas Batang Lipai Siabu.

Penebangan liar di Hutan Lindung Sentajo juga menimbulkan dampak yang sama. Banjir bandang melanda wilayah Kecamatan Sentajo Raya, Sabtu (13/5/2017). Akibatnya sejumlah kolam ikan budi daya milik warga terendam banjir.

Seorang warga Sentajo, Yus Camat menyebutkan sejumlah kolam ikan budi daya di kawasan Desa Muaro Sentajo, ditenggelamkan banjir bandang. Bahkan tanggul kolam banyak yang jebol. Akibatnya  ikan lepas tanpa bisa diselamatkan.

Petani ikan budi daya, Alpion kepada KuansingKita.com mengaku sangat sedih dengan kejadian ini. Pasalnya beberapa petak kolam budi daya yang baru saja diisinya dengan bibit ikan sekitar 10.000 hingga 15.000 tak bisa diselamatkan Banjir bandang di Sungai Lintang telah menjebolkan tanggul dan menegglamkan petak-petak kolam ikan.

Alpion sangat berharap, Pemkab Kuansing menunjukkan kepeduliannya terhadap musibah yang dialami. Menurut Alpion, bantuan bibit dari Pemkab Kuansing akan sangat membantu petani untuk mengatasi kerugian yang dialami. “ Kami berharap bisa mendapatkan bantuan bibit dari Pemkab Kuansing,” tutur Alpion

Sementara itu, Ketua LSM Peduli Kuansing, Ilyas R Sutan kepada KuansingKita.com mengatakan pengalihan kewenangan pengelolaan kehutanan dari kabupaten ke provinsi akan semakin memperburuk kondisi.

Menurut Ilyas, deforestasi atau penebangan liar akan semakin tidak terkendali karena pengawasan tidak lagi berada di kabupaten. Untuk itu Ilyas meminta pemerintah pousat untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang pelimpahan kewenangan ini.

” Ketika kewenangannya di kabupaten saja, deforestasi nyaris tidak terawasi, kini dilimpahkan lagi kewenangannya ke provinsi. Apa sebenarnya maksud pemerintah pusat ini,” sesal Ilyas (kkc)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...