TELUKKUANTAN (KuansingKita.com) – Pesuruh sekolah SD Negeri 025, di kawasan Sinambek, Telukkuantan, Amrizal (55 tahun) tewas bersimbah darah di halaman sekolah. Korban tewas dalam kondisi pisau tertancap di dadanya.
Perisitiwa ini terjadi, Jumat (17/3/2017) sekitar pukul 5.00 wib sore. Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban ditemukan tergeletak di halaman sekolah oleh anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku SD.
Kala itu, anak korban resah ayahnya belum pulang dari sekolah, sementara waktu maghrib hampir masuk. Akhirnya anak bungsu Amrizal ini menuyusul ke sekolah yang jaraknya hanya 75 meter dari rumahnya.
Saat itulah korban ditemukan tergeletak dalam kondisi pisau tertancap di dadanya. Mendapatkan kondisi ayahnya begitu, anak bungsu Amrizal tadi, langsung berlari pulang memanggil ibunya yang baru saja pulang dari Yasinan.
Mendengar khabar dari anaknya, isteri korban langsung berlari ke sekolah. Di halaman sekolah ditemukan korban tergeletak dekat tanaman bunga yang baru ditanam. Lalu isteri korban mencabut pisau di dada suaminya. Darah pun muncrat.
Saat dilarikan ke RSUD Telukkuantan, korban sudah tidak bernyawa lagi. Pihak RSUD menyebutkan korban mengalami luka robek selebar 4 cm di dada bagian kiri. Sedangkan luka lain tidak ditemukan di bagian tubuh korban.
Seorang guru SD Negeri 025, Sinambek, Telukkuantan, Syafriadi kepada KuansingKita.com menyebutkan Amrizal setiap hari datang ke sekolah sekitar pukul 5.00 wib. Setiap sore korban ini bertugas menurunkan bendera dan memeriksa ruang sekolah serta membutir sampah di halaman sekolah.
Sore itu, kata Syafriadi, korban datang ke sekolah membawa angkong. Saat tiba di depan ruang guru yang menyatu dengan ruang kepala sekolah terdengar suara berisik di dalam ruangan. Korban mulai curiga karena kunci pintu ruangan dalam kondisi terbuka.
Tanpa sempat menurunkan bendera lebih dulu, korban langsung masuk ke dalam ruangan. Begitu masuk ditemukan seorang atau lebih, orang tak dikenal yang sudah membongkar semua laci dan masuk ke ruangan kepala sekolah. Bisa jadi kata Syafriadi suara berisik dalam ruangan itu karena pelaku terkejut mendengar suara angkong yang dibawa korban.
Syafriadi menduga saat itulah terjadi bentrok pisik antara korban dengan orang tak dikenal yang masuk ruangan tadi. Pergulatan sampai ke halaman sekolah dekat tanaman bunga yang berjarak sekitar 25 meter dari pintu ruangan yang dimasuki orang tak dikenal tadi.
Syafriadi menduga, korban saat itu sudah lumpuh barulah pelaku menusukkan pisau ke dadanya. Syafriadi memastikan pisau di dada korban itu adalah pisau milik sekolah yang biasanya di letakkan di atas meja guru di ruangan yang dimasuki pelaku tadi.
Pisau di dada korban dicabut isterinya. Usai pisau dicabut darah langsung muncrat. Korban dilarikan ke RSUD Telukkuantan. Namun malang, nyawanya tak tertolong lagi. Korban dikembumikan Sabtu (18/3/2017), ratap haru terdengar dari rumah duka yang jaraknya 75 meter dri SD Negeri 025, Sinambek, Telukkuantan.
Kapolres Kuansing AAKBP Dasuki Herlambang SIk,MH yang dikonfirmasi melalui Kasubag Humas AKP G Lumban Toruan lewat Grup PWI-Humas Polres sampai berita ini ditulis tidak memberikan keterangan. (kkc)